Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksin Pfizer dan Moderna Berbasis mRNA, Apa Itu Messenger RNA?

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) pada vaksin Moderna dan Pfizer untuk digunakan di Indonesia.

Kedua vaksin Covid-19 ini, Moderna dan Pfizer, merupakan vaksin berbasis messenger RNA (mRNA).

Dibandingkan vaksin tradisional yang berisi virus yang dilemahkan, vaksin mRNA diketahui memiliki tingkat efikasi yang tinggi.

Seperti diberitakan sebelumnya, BPOM mengatakan bahwa vaksin Moderna memiliki efikasi mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.

"Untuk data efikasi berdasarkan data uji klinis fase ketiga menunjukkan adanya 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun dan 86,4 persen untuk usia di atas 65 tahun," ujar Kepala BPOM Penny Lukito dalam konferensi pers virtual pada Jumat (2/7/2021).

Sementara vaksin Pfizer disebut memiliki efikasi hingga 100 persen pada remaja berusia 12-15 tahun.

"Efikasi vaksin Pfizer untuk orang usia 19 tahun ke atas mencapai 95 persen. Pada usia 12-15 tahun adalah 100 persen," jelas Penny.

Dengan tingkat keampuhan yang sangat tinggi ini, apa sih mRNA itu?

Mengenal vaksin mRNA

Dilansir dari laman resmi CDC, vaksin mRNA adalah jenis vaksin baru untuk melindungi diri dari penyakit menular.

Dalam vaksin tradisional, peneliti memasukkan vaksin yang dilemahkan atau tidak aktif untuk memicu respons kekebalan atau antibodi.

Namun hal ini tidak dilakukan oleh vaksin mRNA. Sebaliknya, mereka mengajari sel kita cara membuat protein — atau bahkan hanya sepotong protein — yang memicu respons imun di dalam tubuh kita.

Respons imun itu yang menghasilkan antibodi, itulah yang melindungi kita dari infeksi jika virus yang sebenarnya masuk ke tubuh kita.

Melihat lebih dekat cara kerja vaksin mRNA Covid-19

Vaksin Covid-19 berbasis mRNA memberikan instruksi kepada sel-sel kita untuk membuat bagian yang tidak berbahaya dari apa yang disebut “protein lonjakan" atau protein spike.

Protein lonjakan ditemukan di permukaan virus penyebab Covid-19, bentuknya seperti paku yang tersebar di permukaan.

Begini cara kerja vaksin mRNA Covid-19:

  1. Pertama, vaksin mRNA Covid-19 diberikan di otot lengan atas. Setelah instruksi (mRNA) berada di dalam sel kekebalan, sel menggunakannya untuk membuat potongan protein. Setelah potongan protein dibuat, sel memecah instruksi dan membuangnya.
  2. Selanjutnya, sel menampilkan potongan protein di permukaannya. Sistem kekebalan tubuh kita mengenali bahwa protein tidak seharusnya ada di sana dan mulai membangun respons kekebalan dan membuat antibodi, seperti yang terjadi pada infeksi alami terhadap Covid-19.
  3. Pada akhir proses, tubuh kita telah belajar bagaimana melindungi dari infeksi di masa depan. Manfaat vaksin mRNA, seperti semua vaksin, adalah mereka yang divaksinasi mendapatkan perlindungan ini tanpa harus mengambil risiko konsekuensi serius dari sakit Covid-19.

Untuk diketahui, vaksin mRNA tidak memengaruhi atau berinteraksi dengan DNA kita. Ini karena mRNA tidak pernah memasuki inti sel yang merupakan tempat DNA berada.

Perkembangan vaksin mRNA untuk Covid-19

Para peneliti telah mempelajari dan bekerja dengan vaksin mRNA selama beberapa dekade.

Ketertarikan pada vaksin ini telah berkembang karena vaksin ini dapat dikembangkan di laboratorium menggunakan bahan yang tersedia.

Ini berarti prosesnya dapat distandarisasi dan ditingkatkan, membuat pengembangan vaksin lebih cepat daripada metode pembuatan vaksin tradisional.

Vaksin mRNA telah dipelajari sebelumnya untuk flu, Zika, rabies, dan cytomegalovirus (CMV).

Segera setelah informasi yang diperlukan tentang virus yang menyebabkan Covid-19 tersedia, para ilmuwan mulai merancang instruksi mRNA untuk sel untuk membangun protein lonjakan unik menjadi vaksin mRNA.

Teknologi vaksin mRNA di masa depan memungkinkan satu vaksin memberikan perlindungan untuk berbagai penyakit, sehingga mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit umum yang dapat dicegah dengan vaksin.

Di luar vaksin, penelitian kanker telah menggunakan mRNA untuk memicu sistem kekebalan untuk menargetkan sel kanker tertentu.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/16/130200723/vaksin-pfizer-dan-moderna-berbasis-mrna-apa-itu-messenger-rna

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke