Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Banyaknya Dewasa Muda yang Enggan Divaksinasi Covid-19 Bisa Menghambat Upaya Herd Immunity

Yang mana, untuk mencapai kekebalan kelompok, minimal 80 persen populasi harus divaksinasi Covid-19.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti UC San Francisco menemukan, bahwa sekitar satu dari empat orang yang tidak divaksinasi berusia 18 hingga 25 mengatakan, mereka mungkin tidak akan atau sudah pasti tidak akan mendapatkan vaksinasi Covid-19, meskipun fakta demografis telah menunjukkan kelompok usia mereka lebih mungkin menularkan virus corona.

Hal ini tentu akan membahayakan kesehatan orang dewasa yang lebih tua, yang tidak dapat divaksinasi karena alasan kesehatan.

Selain itu, tentu saja , semakin banyak orang dari kelompok dewasa muda yang enggan divaksin, bisa memicu munculnya varian baru yang lebih mematikan.

Melansir Medical Xpress, para peneliti menganalisis data Maret 2021 dari Household Pulse Survey, sampel populasi online yang mewakili secara nasional yang dilakukan oleh Biro Sensus AS bekerja sama dengan Pusat Statistik Kesehatan Nasional dan lembaga lainnya.

Di antara 5.082 responden, 83 persen melaporkan bahwa mereka belum divaksinasi Covid-19, 10 persen mengatakan mereka pasti tidak akan mau divaksinasi, dan 14 persen mengatakan mereka mungkin tidak akan mendapatkan vaksin. Studi ini telah diterbitkan di Journal of Adolescent Health pada 14 Juli 2021.

Sementara data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menunjukkan, bahwa sangat sedikit orang berusia 18 hingga 29 tahun meninggal akibat Covid-19 dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua. Kelompok usia ini menyumbang lebih dari 20 persen dari semua kasus Covid-19 hingga saat ini.

Lebih lanjut, penelitian sebelumnya oleh penulis utama Sally Adams, Ph.D., RN, dari UCSF National Adolescent and Young Adult Health Information Center, menemukan bahwa sebanyak satu dari tiga orang dewasa muda berisiko terkena Covid-19 gejala berat.

Risiko long covid pada orang dewasa muda

Adams mengungkapkan, alasan lain pentingnya vaksinasi Covid-19 adalah, pada orang dewasa muda yang telah terinfeksi Covid-19, terlepas dari gejalanya ringan atau berat, lebih rentan terhadap komplikasi jangka panjang atau long covid.

Beberapa gejala jangka panjang atau long covid termasuk kesulitan pernapasan, kehilangan penciuman dan kabut otak.

“Perkiraan berkisar antara 10 hingga 50 persen risiko mengalami long covid, yang mana ini harus menjadi perhatian serius bagi orang dewasa muda, mengingat tingkat infeksi mereka yang tinggi dan tingkat vaksinasi yang rendah," kata Adams.

"Sementara vaksinasi, dapat membantu membatasi pengembangan lebih lanjut dari varian virulen dan tingkat infeksi di antara mereka yang rentan dan tidak divaksinasi," tambahnya.

Di antara responden yang tidak divaksinasi yang mengatakan mereka pasti tidak akan atau mungkin tidak akan mendapatkan vaksin, lebih dari setengahnya mengatakan bahwa sebenarnya mereka khawatir tentang kemungkinan efek samping vaksin Covid-19.

Setengahnya mengatakan, mereka berencana untuk menunggu dan melihat apakah vaksin Covid-19 aman dan mungkin akan mendapatkannya nanti.

Juga, dalam kelompok ini, sepertiganya mengatakan bahwa mereka tidak mempercayai vaksin.

Penulis senior Charles Irwin Jr., MD, direktur Divisi Pengobatan Remaja dan Dewasa Muda di UCSF Benioff Children's Hospitals mengatakan, kemungkinan orang-orang tersebut semakin takut setelah muncul beberapa kasus efek samping Vaksin Covid-19, seperti peradangan jantung yang baru-baru ini terjadi pada remaja dan dewasa muda setelah mendapatkan vaksin Pfizer dan Moderna.

Namun Irwin menegaskan, penting untuk dicatat bahwa tingkat peradangan jantung pada orang muda yang telah divaksinasi lebih sedikit daripada orang muda yang belum divaksinasi. Bahkan, pada kebanyakan kasus, gejalanya ringan dan sembuh dengan pengobatan minimal.

Itulah mengapa, CDC dan badan penasihat kesehatan lainnya tetap merekomendasikan vaksin Covid-19 untuk semua orang yang telah berusia 12 tahun atau lebih.

Para peneliti merekomendasikan, bahwa kekhawatiran orang dewasa muda tentang keamanan vaksin dan efek samping harus terus ditangani melalui kampanye pendidikan publik.

"Pendidikan dan pesan kesehatan masyarakat yang mendorong vaksinasi Covid-19 pada dewasa muda sangat diperlukan, idealnya memanfaatkan media sosial dan influencer yang tepat, termasuk para dokter yang memiliki peran kunci dalam mengurangi keraguan vaksin pada pasien remaja dan dewasa," kata Irwin.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/07/15/205500823/banyaknya-dewasa-muda-yang-enggan-divaksinasi-covid-19-bisa-menghambat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke