Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bayi Cumi-cumi Akan Ikut Misi Luar Angkasa NASA Bersama Tardigrade

KOMPAS.com - Dalam misi ke luar angkasa, tardigrade tidak akan sendiri. Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) juga membawa bayi cumi-cumi dalam misi ini.

Dilansir dari Live Science, Jumat (28/5/2021), NASA sedang bersiap meluncurkan sekitar 5.000 tardigrade, si beruang air, dan 128 bayi cumi-cumi bercahaya ke luar angkasa.

Hewan-hewan ini dijadwalkan menuju Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada pekan depan, sebagai bagian dari misi pasokan kargi ke-22 SpaceX.

Makhluk mikroskopis ini akan diluncurkan SpaceX di atas roket Falcon 9 pada 3 Juni 2021 pukul 01.39 dini hari waktu setempat, dari Kennedy Space Center di Florida.

Targigrade berukuran kecil, dengan panjang hanya sekitar 1 milimeter, dan mendapat julukan populer dari penampilannya yang gemuk, seperti beruang, saat dilihat melalui mikroskop.

Hewan ini diketahui dapat bertahan dari radiasi ekstrem, bahkan dapat bertahan dari tekanan enam kali lipat dari yang ditemukan di bagian terdalam lautan. Dalam ruang hampa, seperti di luar angkasa, tardigrade si beruang air ini menjadi jauh lebih tangguh.

Sementara eksperimen terpisah dan pararel juga akan dilakukan pada misi tersebut, yakni membawa bayi cumi-cumi bobtail, Euprymna scolopes ke stasiun luar angkasa.

Bayi cumi-cumi dengan panjang 3 mm ini memiliki organ khusus penghasil cahaya di dalam tubuhnya, di mana bakteri tersebut dapat membuat cumi-cumi bercahaya dalam kegelapan.

Para peneliti berharap eksperimen ini dapat menyelidiki hubungan simbiosis antara bakteri dan bayi cumi-cumi untuk melihat bagaimana mikroba yang menguntungkan berinteraksi dengan jaringan hewan di luar angkasa.

"Hewan, termasuk manusia, bergantung pada mikroba kita untuk menjaga pencernaan yang sehat dan sistem kekebalan," kata Jamie Foster, seorang ahli mikrobiologi di University of Florida dan peneliti utama dari percobaan Understanding of Microgravity on Animal-Microbe Interactions (UMAMI)

"Kami tidak sepenuhnya memahami bagaimana penerbangan luar angkasa mengubah interaksi yang menguntungkan ini," kata Foster.

Cumi-cumi dilahirkan tanpa bakteri, yang kemudian mereka peroleh dari lautan di sekitar mereka.

Sehingga para peneliti berencana untuk menambahkan bakteri-bakteri tersebut segera setelah hewan tersebut dicairkan di ISS. Dengan cara ini, peneliti akan dapat mengamati cumi-cumi bersimbiosis dengan bakteri.

Pengamatan bayi cumi-cumi dan tardigrade

Saat pesawat ruang angkasa Israel, Beresheet, membawa ribuan tardigrade dehidrasi ke dalam pesawat kemudian menabrak bulan saat upaya pendaratan yang gagal pada 11 April 2019.

Jika ada bentuk kehidupan yang dapat selamat dari tabrakan, mungkin makhluk-makhluk ini akan melakukannya, terutama karena mereka masih hidup, dalam keadaan "tun" dehidrasi sehingga mereka dapat diresusitasi.

Kemampuan inilah yang membuat tardigrade menjadi organisme penelitian yang berguna di ISS.

Para astronot berharap dapat mengidentifikasi gen spesifik yang bertanggung jawab atas kemampuan adaptasi hewan yang luar biasa terhadap lingkungan stres tinggi.

Pada gilirannya, wawasan itu akan memberi kita beberapa pengetahuan penting tentang dampak kesehatan dari perjalanan ruang angkasa jangka panjang.

"Beberapa hal yang dapat bertahan hidup tardigrades termasuk dikeringkan, dibekukan, dan dipanaskan hingga melewati titik didih air. Mereka dapat bertahan ribuan kali radiasi sebanyak yang kita bisa dan mereka dapat bertahan selama berhari-hari atau berminggu-minggu dengan sedikit atau tidak ada oksigen, "kata Thomas Boothby, asisten profesor biologi molekuler di Universitas Wyoming dan peneliti utama untuk eksperimen tersebut.

Boothby menambahkan bahwa hewan ini telah terbukti bertahan dan berkembang biak selama penerbangan luar angkasa, dan bahkan dapat bertahan dalam waktu lama terpapar ruang hampa luar angkasa.

Demikian juga dengan bayi cumi-cumi yang akan ikut dikirimkan dalam misi kargo luar angkasa SpaceX.

Para peneliti berharap dengan mempelajari molekul yang dihasilkan selama proses pencairan bayi cumi-cumi dan interaksinya dengan bakteri, maka mereka dapat menentukan gen mana yang dihidupkan dan dimatikan cumi-cumi untuk mencapai prestasi di luar angkasa.

Mengetahui hal ini dapat membantu manusia menjaga usus dan mikrobioma sistem kekebalan mereka dengan lebih baik dalam perjalanan luar angkasa jarak jauh.

Kendati perjalanan ke luar angkasa adalah perjalanan yang menegangkan, namun setidaknya tardigrada, telah bertahan dari kondisi yang lebih buruk, karena baru-baru ini selamat dari tembakan senjata berkecepatan tinggi.

Dalam studi tersebut, para peneliti menemukan bahwa tardigrade mampu bertahan dari benturan yang dibuat dengan kecepatan sekitar 900 meter per detik.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/28/170200623/bayi-cumi-cumi-akan-ikut-misi-luar-angkasa-nasa-bersama-tardigrade

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke