Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Fakta Gempa Blitar, dari Bukan Gempa Megathrust hingga Termasuk Merusak

KOMPAS.com- Gempa bumi bermagnitudo M 5,9 yang mengguncang Blitar pada pukul 19.09 WIB, Jumat (21/5/2021) malam. Ada enam fakta gempa Blitar yang di antaranya disebut bukan gempa Megathrust.

Berdasarkan hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa tektonik tersebut memiliki parameter awal M 6,2 dan menyebabkan berbagai kerusakan di sejumlah wilayah sekitar pusat gempa.

Berikut beberapa fakta terkait gempa Blitar, Jawa Timur yang terjadi Jumat malam.

1. Gempa menengah di Zona Benioff

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Mitigasi BMKG Daryono mengatakan, gempa bumi di Blitar ini merupakan jenis gempa menengah akibat adanya deformasi atau patahan batuan di Zona Benioff.

Zona Benioff adalah bagian slab lempeng samudra (Indo-Australia) yang sudah tersubduksi dan menukik di bawah lepas pantai selatan Jawa Timur.

"Ini masih gempa Benioff," kata Daryono kepada Kompas.com, Jumat (21/5/2021).

Fakta lain dari gempa Benioff di Blitar ini juga merupakan gempa yang berpusat di zona tunjaman lempeng di bawah megathrust. 

2. Bukan gempa megathrust

Daryono menegaskan, gempa ini bukan gempa megathrust karena pusatnya berada di kedalaman menengah dibawah cukup jauh bidang kontak kuncian antar lempeng.

"Sekali lagi gempa Jatim (Jawa Timur) M 5,9 malam ini bersumber di Zona Benioff bukan Zona Megathrust," tegasnya.

3. Mekanisme sumber gempa

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno MSi menagatakan, gempa tektonik ini terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam lempeng Eurasia. 

"Hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme sesar naik kombinasi geser (oblique thrust fault)," kata Bambang menjelaskan fakta tentang mekanisme sumber gempa Blitar.

4. Episenter dan hiposenter

Episenter gempa yang terjadi malam tadi berpusat pada koordinat 8,63 LS dan 112,34 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 kilometer arah Tenggara Kabupaten, Blitar, Jawa Timur pada kedalaman hiposenter 110 kilometer.

"Karena hiposenternya berada di kedalaman menengah maka gempa ini memiliki spektrum guncangan dalam wilayah yang luas hingga Lombok di timur dan Cilacap di barat," ujar Daryono.

5. Empat kali susulan

Gempa ini memiliki produktivitas gempa susulan yang lambat karena hingga malam ini pukul 23.00 WIB baru terjadi aktivitas gempa susulan (aftershock) sebanyak 4 kali dengan magnitudo berkisat 2,7 dan 3,1.

Dijelaskan Daryono, gempa ini merupakan gempa urutan yang ke-12 dari rentetan gempa merusak di selatan Malang sejak 15 Agustus 1896.

Namun, gempa Blitar bukanlah gempa susulan dari gempa magnitudo M 6,1 yang mengguncang Malang pada 10 April 2021 lalu. 

6. Termasuk gempa merusak

Berdasarkan hasil pemodelan BMKG, gempa Blitar tidak berpotensi tsunami, karena hiposenternya yang cukup dalam dengan magnitudo yang relatif kecil untuk dapat mengganggu kolom air.

Kendati demikian, gempa tersebut dirasakan di sebagian besar wilayah Jawa Timur dalam skala intensitas IV-V MMI. Bahkan, dilaporkan adanya kerusakan akibat guncangan gempa bumi ini.

"Gempa ini bersifat merusak," ucap dia.

Data sementara yang tercatat oleh BMKG, kerusakan ringan terjadi pada banyak bangunan rumah warga dan fasilitas umum di berbagai daerah di Jawa Timur seperti Kabupaten Malang, Kabupaten Blitar, Kabupaten Lumajang, Kota Malang, Kabupaten Pasuruan, serta wilayah lain yang belum terlaporkan. 

Sementara itu, fakta lain dari gempa bumi ini, getaran akibat guncangan gempa Blitar ternyata tidak hanya dirasakan di Jawa Timur saja, melainkan juga dirasakan oleh masyarakat di sejumlah wilayah di Provinsi Yogyakarta hingga Denpasar, Bali.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/22/110100423/6-fakta-gempa-blitar-dari-bukan-gempa-megathrust-hingga-termasuk-merusak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke