Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Neanderthal Makan Karbohidrat, Studi Temukan Ini Memicu Pertumbuhan Otaknya

KOMPAS.com- Penelitian baru berhasil mengungkap bahwa manusia purba Neanderthal banyak makan makanan karbohidrat selama hidupnya. Setidaknya, pada 100.000 tahun yang lalu, Neanderthal memakan akar, kacang-kacangan dan juga makanan bertepung.

Bahan pangan tersebut menurut peneliti menjadi bagian penting untuk memicu evolusi otak Neanderthal menjadi lebih besar.

"Kami pikir kami sedang melihat bukti dari perilaku yang sangat kuno yang mungkin merupakan bagian dari ensefalisasi atau pertumbuhan otak manusia," kata Christina Warinner, antropolog dari Universitas Harvard, Amerika Serikat seperti dikutip dari Smithsonian, Jumat (21/5/2021).

"Ini adalah bukti bahwa manusia purba dapat memanfaatkan sumber makanan baru dalam bentuk akar, sayur, dan biji-bijian," tambahnya.

Dalam studi ini peneliti melakukan analisis DNA bakteri yang dikumpulkan dari gigi Neanderthal.

Mulut manusia purba ini penuh dengan bakteri, dan ketika bakteri penyebab plak pada gigi membentuk tartar atau kalkulus yang keras, bahan tersebut dapat dipelajari oleh para ilmuwan.

Plak gigi termineralisasi itu dapat bertahan selama ribuan tahun dan memberikan catatan bakteri mana yang membentuk karang gigi, bahkan pada fosil gigi purba.

Untuk mengetahui makanan yang dikonsumsi manusia purba ini, peneliti kemudian membandingkan plak gigi dengan DNA bakteri Neanderthal dengan yang ditemukan pada manusia modern, simpanse, gorila, dan monyet howler.

Studi tentang makanan karbohidrat yang dikonsumsi manusai purba Neanderthal ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.

Hasilnya peneliti menemukan adanya sepuluh jenis bakteri serupa pada sampel DNA bakteri yang terkumpul tersebut.

Namun ada satu jenis bakteri yang hanya umum ditemukan di gigi manusia dan Neanderthal, yaitu Streptococcus. Bakteri itu terlibat dalam mengubah tepung menjadi gula.

Peneliti menemukannya di seluruh gigi manusia dan Neanderthal, menunjukkan bahwa tepung merupakan bagian besar dari makanan mereka.

"Makanan kaya tepung dan gula ini memungkinkan hominid memiliki otak yang lebih besar dan berkembang seperti yang kita miliki," kata James Fellows Yates, antropolog molekuler di Max Planck Institute.

 

Penemuan bakteri Streptococcus di mulut manusia purba dan Neanderthal juga menunjukkan bahwa memasak mungkin sudah umum, bahkan lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya dan jauh sebelum munculnya pertanian.

Itu karena Streptococcus mengandalkan enzim yang disebut amilase untuk memecah tepung menjadi gula, dan enzim ini bekerja paling baik pada tepung yang telah dimasak.

Lebih lanjut, peneliti menyebut bahwa mengenal bakteri mulut yang dimiliki nenek moyang kita juga dapat membantu kita merawat mulut dengan lebih baik.

"Saya pikir ini adalah kesempatan yang sangat menarik dalam mikrobiologi untuk memahami bakteri yang ada di mulut kita selama lebih dari 40 juta tahun evolusi. Mereka mungkin menjadi kunci untuk memahami kesehatan mulut dan gigi," tambah Wariner.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/22/100100123/neanderthal-makan-karbohidrat-studi-temukan-ini-memicu-pertumbuhan-otaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke