Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Varian Virus Corona B.1.1.7 Masuk Indonesia, Vaksin Masih Efektif

KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, mutasi virus corona B.1.1.7 sudah masuk ke Indonesia. Pemerintah menemukan dua kasus B.1.1.7 pada Senin (1/2/2021) malam.

"Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan dua kasus," kata Dante dalam acara "Inovasi Indonesia untuk Indonesia Pulih Pasca Pandemi", Selasa (2/3/2021).

Dante menuturkan, pemerintah telah memeriksa 462 kasus dalam beberapa bulan terakhir. Hasilnya, ditemukan dua kasus mutasi virus corona tersebut.

Lantas, masih efektifkah vaksin Covid-19 yang ada saat ini mengatasi varian baru B.1.1.7?

Para ahli mengingatkan bahwa vaksinasi Covid-19 yang ada di Indonesia saat ini masih efektif terhadap varian baru virus corona B.1.1.7.

Dokter spesialis paru di Primaya Hospital Makassar, DR dr M Harun Iskandar, SpPD, SpP(K) menyarankan agar masyarakat tetap mengikuti vaksinasi.

Sebab, secara teori, varian B.1.1.7 hanya berubah sebagian dari Covid-19 yang belum bermutasi.

Sehingga, antibodi yang muncul setelah vaksinasi dianggap masih bisa mencegah paparan Covid-19 varian B.1.1.7.

Disebutkan pula bahwa beberapa penelitian menunjukkan, perubahan struktur virus Covid-19 varian baru B.1.1.7 tidak terlalu signifikan dari Covid-19 yang belum bermutasi, sehingga program Covid-19 masih ampuh dalam menghalang penyebaran virus.

Ketua Tim Vaksinasi Covid-19 Penguru Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI FINASIM dalam kesempatan berbeda juga menanggapi persoalan vaksinasi Covid-19 dan varian baru B.1.1.7.

Menurut Prof Iris, varian baru B.1.1.7 diketahui lebih cepat menular dan lebih ganas. Saat kekebalan tubuh menurun dan kita terinfeksi Covid-19 varian B.1.1.7, itu akan cepat sekali tertular.

Namun, vaksin yang saat ini ada di Indonesia masih efektif.

"Artinya, masih bisa memakai vaksin yang sekarang," kata Prof Iris dalam diskusi daring bertajuk "Health Talk Entrasol: Kupas Tuntas Nutrisi dan Vaksin Covid-19 untuk Lansia", Minggu (7/3/2021).

Adapun sebenarnya mutasi virus RNA seperti SARS-CoV-2 adalah suatu hal yang wajar saja terjadi.

Mutasi dilakukan virus untuk dapat bertahan hidup dengan sel inang barunya (reseptor) di tubuh manusia.

"Jadi ini hal yang biasa. Tetapi, mutasi ini jika terjadi secara besar-besaran, tentu efektivitas dari vaksin tidak berguna lagi. Tetapi, saat ini masih bisa kita kendalikan dengan vaksin yang sekarang," jelasnya.

Maka dari itu, perihal mutasi virus SARS-CoV-2 ini akan diikuti terus oleh para ahli atau para pakar terkait.

Tujuannya agar suatu saat ahli dapat menemukan vaksin yang sesuai dengan perkembangan mutasi virus yang terjadi dalam jumlah massal tersebut.

"Ini sama seperti yang terjadi pada virus influenza, setiap tahun kita sudah harus ganti vaksinnya, karena virusnya sebagian bermutasi yang betul-betul bermutasi (banyak), jadi harus disesuaikan strain daripada vaksin itu," ucap dia.

Tantangan utama dari vaksinasi Covid-19 di tengah kemunculan varian baru B.1.1.7 adalah bagaimana mempercepat tercapainya herd immunity, sebelum mutasi-mutasi itu sudah menginfeksi banyak orang lagi.

Prof Iris mengatakan, terbentuknya herd immunity akan membantu terciptanya kekebalan kelompok secara waktu yang mendekati bersamaan, meski herd immunity tidak akan bisa terjadi bersamaan.

"Jadi protokol kesehatan harus tetap dijaga, karena kalau kita tidak bersamaan mencapai herd immunity, bolongnya masih banyak. Untuk penularan masih berjalan terus, apalagi kalau dilanjutkan dengan adanya varian virus-virus baru seperti ini," tegasnya.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/08/130200723/varian-virus-corona-b117-masuk-indonesia-vaksin-masih-efektif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke