Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai, 4 Efek Samping Diet Rendah Kalori yang Cepat Turunkan Berat Badan

Saat Anda menjalani diet rendah kalori, biasanya asupan dalam sehari hanya 800 dan 1.500 kalori sehari.

Bahkan, sebagian orang menerapkan diet sangat rendah kalori, di mana asupan kalori harian kurang dari 800 kalori.

Masalahnya, tubuh membutuhkan energi untuk menjalankan fungsi organ-organnya dengan baik, seperti pencernaan, pernapasan, dan pemompaan darah, bersama dengan aktivitas yang Anda lakukan sepanjang hari.

Bahkan, resting metabolic rate (jumlah energi yang digunakan tubuh Anda saat istirahat) merupakan mayoritas dari total pengeluaran energi Anda.

Sehingga, sangat penting untuk mengonsumsi cukup energi dari makanan, agar tubuh Anda berfungsi normal.

Sebenarnya, seberapa efektifkah diet sangat rendah kalori?

Jika Anda memiliki BMI lebih dari 30, yang mana masuk dalam kategori obesitas, maka diet sangat rendah kalori dapat membuat Anda kehilangan sekitar 1,5 hingga 2,5 kilogram per minggu, dengan rata-rata total penurunan berat badan sebesar 20 kilogram selama 12 minggu.

Menurunkan berat badan sebanyak itu memang dapat memperbaiki kondisi medis terkait berat badan, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.

Namun dalam jangka panjang, diet sangat rendah kalori tidak lebih efektif daripada diet yang lebih sederhana.

Setelah Anda melakukan diet, Anda perlu mengubah gaya hidup dan berkomitmen untuk makan sehat serta melakukan aktivitas fisik secara teratur.

Apakah Diet Sangat Rendah Kalori Aman?

Diet rendah kalori atau sangat rendah kalori tidak efektif pada semua orang. Bicarakan dengan dokter Anda lebih dulu untuk mengetahui apakah jenis diet ini sesuai untuk Anda.

Jika BMI Anda lebih dari 30, diet sangat rendah kalori umumnya aman, jika diterapkan di bawah pengawasan medis yang tepat.

Sementara untuk orang yang kelebihan berat badan tetapi tidak obesitas (BMI 27-30), diet sangat rendah kalori sebaiknya direkomendasikan, jika memiliki masalah medis terkait berat badan dan berada di bawah pengawasan medis.

Diet sangat rendah kalori tidak direkomendasikan untuk wanita hamil atau menyusui, dan tidak sesuai untuk anak-anak atau remaja, kecuali dalam program perawatan khusus.

Diet ini juga tidak disarankan untuk orang yang berusia di atas 50 tahun, dilihat pada potensi kebutuhan obat untuk kondisi yang sudah ada sebelumnya, serta kemungkinan efek samping.

Efek Samping Diet Sangat Rendah Kalori

Orang yang menjalani diet sangat rendah kalori selama 4 hingga 16 minggu melaporkan efek samping ringan seperti kelelahan, sembelit, mual, dan diare.

Kondisi ini biasanya membaik dalam beberapa minggu dan jarang menghalangi orang untuk menyelesaikan program.

Namun selain itu, ada empat efek samping yang berisiko ditimbulkan karena diet sangat rendah kalori:

1. Batu Empedu

Melansir Web MD, batu empedu adalah efek samping serius yang paling umum dari diet sangat rendah kalori. Batu empedu lebih sering terjadi selama penurunan berat badan yang cepat.

Saat tubuh mengalami defisit kalori, lemak mulai diurai menjadi energi. Hati kemudian mengeluarkan lebih banyak kolesterol dan bila dikombinasikan dengan empedu, dapat membentuk batu empedu.

2. Tidak Memenuhi Kebutuhan Gizi

Sangat mudah untuk meremehkan pentingnya sesuatu yang tidak dapat Anda lihat atau rasakan, tetapi vitamin, mineral, serat, dan nutrisi lainnya penting untuk kesejahteraan kesehatan jangka panjang Anda.

Misalnya, makanan dengan kandungan kalsium penting untuk kesehatan tulang dan fungsi tubuh seperti kontrol dan sirkulasi otot.

Selama 30 tahun pertama kehidupan, tubuh menyimpan kelebihan kalsium di tulang. Setelah usia 30, Anda berhenti mendapatkan massa tulang dan mengandalkan timbunan tulang yang ada untuk menjaga tulang Anda tetap kuat selama sisa hidup Anda.

Jika Anda tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium, maka tubuh dipaksa untuk membuka ‘celengan’ dan mengais-ngais tulang Anda untuk mineral penting ini.

Proses ini meningkatkan risiko osteoporosis (penipisan tulang dan hilangnya kepadatan tulang) dan patah tulang pinggul.

3. Memperlambat Metabolisme

Ketika Anda tidak cukup makan, tubuh Anda masuk ke mode bertahan hidup dan mulai memecah otot untuk melepaskan glukosa yang tersimpan di dalamnya, yang dapat digunakan untuk energi.

Tapi, karena Anda tidak mengonsumsi cukup kalori, tubuh Anda akan memperlambat metabolism sebagai upaya menghemat energi. Sehingga, Anda mungkin akan merasa lesu , kedinginan serta mengalami masalah saluran cerna, seperti sembelit.

4. Kinerja Otak Terhambat

Otak Anda menjalankan glukosa seperti mobil yang menggunakan bensin, dan otak membutuhkan pasokan konstan agar semuanya berjalan lancar.

Jika Anda lapar sepanjang hari dan kehabisan tenaga, Anda tidak dapat bekerja dengan kapasitas puncak.

Kelemahan Lain Diet Rendah Kalori

Untuk menjaga kesehatan tubuh, Anda membutuhkan makanan yang seimbang dari kelompok makanan yang berbeda. Sulit mendapatkan nutrisi yang baik dan merasa kenyang, saat Anda menjalani diet rendah kalori.

Selain itu, mengonsumsi tidak lebih dari 800 kalori setiap hari mungkin tidak memberikan energi yang Anda butuhkan untuk kehidupan sehari-hari dan aktivitas fisik yang teratur, terutama jika Anda mengonsumsi makanan yang sama setiap hari.

Untuk mencegahnya, bicarakan dengan dokter atau ahli diet Anda, untuk memastikan Anda mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan saat menjalani diet rendah kalori.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/08/090300723/waspadai-4-efek-samping-diet-rendah-kalori-yang-cepat-turunkan-berat-badan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke