Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Desak Pemusnahan Kuda Nil Kokain di Kolombia, Apa Alasannya?

KOMPAS.com- Kuda nil berkembang biak dengan pesat di Kolombia, Amerika Selatan, yang bukan habitat asli satwa ini. Populasi hewan yang disebut 'kuda nil kokain' ini terus meningkat pesat dan membuat kekhawatiran para ilmuwan akan dampaknya terhadap lingkungan.

Kuda nil kokain adalah warisan dari gembong narkoba terbesar di Kolombia, Pedro Escobar. Dia dikenal sebagai salah satu bandit paling kejam sepanjang masa dan merupakan pendiri kartel narkoba Medelin pada tahun 1980-an.

Dikutip dari BBC Indonesia, Minggu (14/2/2021), sekelompok kuda nil yang dibawa Escobar ke kebun binatang pribadinya beberapa tahun telah berkembang biak. Para ilmuwan mengatakan hewan ini telah menyebar ke Sungai Magdalena, salah satu saluran air utama di Kolombia.

Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Biological Conservation pada 17 Januari lalu, sekelompok ilmuwan menyatakan bahwa memusnahkan kuda nil tersebut adalah satu-satunya cara untuk mengatasi dampak lingkungan yang ditimbulkan.

"Kami jelas-jelas merasa kasihan atas hewan-hewan itu, namun sebagai ilmuwan kami harus jujur," kata pakar biologi Kolombia, salah satu penulis studi, Nataly Castelblanco.

Kehadiran kuda nil yang dipelihara Escoba, menurut ilmuwan, bisa menjelma menjadi bom ekologis bagi lingkungan di negara itu.

"Kuda nil merupakan spesies yang invasif di Kolombia dan bila kita tidak membunuh sebagian dari populasi mereka saat ini, situasinya jadi tidak terkendali dalam 10 atau 20 tahun mendatang," kata Castelblanco.

Lantas, apa masalah yang ditimbulkan kuda nil kokain ini?

Berkembang biaknya hewan tersebut berkaitan dengan pembunuhan terhadap Pablo Escobar oleh pasukan keamanan Kolombia pada tahun 1993 silam.

Pihak berwenang menyita properti milik Escobar setelah kematiannya, yakni rumah mewah bernama Hacienda Napoles di Bogota, ibu kota Kolombia.

Kebun binatang pribadi Escobar kemudian dibongkar, dan hewan-hewan peliharaannya di Hacienda Napoles dipindahkan ke sejumlah taman margasatwa di seluruh penjuru negeri, kecuali kuda nil.

"Secara logistik sulit memindahkan mereka, sehingga pihak berwenang membiarkannya tetap di sana. Kemungkinan besar mengira kuda nil ini akan mati pada akhirnya," kata Castelblanco.

Namun, ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, hewan-hewan ini terus berkembang biak dengan sangat pesat.

Populasi kuda nil bisa capai 1.400 ekor

Para ilmuwan selama bertahun-tahun mendata jumlah kuda nil kokain yang hidup di saluran-saluran air di Kolombia, angkanya mencapai 80 hingga 120 ekor.

"Ini merupakan kumpulan kuda nil terbesar di luar Afrika, yang merupakan wilayah asal mereka," kata dokter hewan dan konservasionis Carlos Valderrama.

Bahkan, diperkirakan jumlah hewan ini terus bertambah. Oleh sebab itu, Castelblanco dan rekan-rekannya menyatakan bahwa populasi mamalia tersebut apabila tidak dimusnahkan, bisa mencapai lebih dari 1.400 spesimen pada awal 2034.

Jumlah tersebut, kata ilmuwan, semuanya berasal dari keturunan dari seekor jantan dan tiga ekor betina. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para ilmuwan memikirkan skenario ideal yakni dengan memusnahkan 30 ekor kuda nil atau dikebiri setiap tahun.

Populasi kuda nil ini terus meningkat dan menjadi masalah yang serius bagi ekologi di negara Amerika Selatan. Castelblanco mengatakan bahwa kuda nil kokain itu telah memanfaatkan peluang untuk berevolusi.

Sebab, di negara itu, kuda nil ini tidak terancam oleh predator-predator alami seperti singa atau buaya.

Kondisi cuaca dan tidak adanya ancaman predator membuat kuda nil ini bisa bereproduksi dengan mudah. Di Afrika, populasi kuda nil tidak dikendalikan oleh predator, tetapi juga kekeringan.

"Studi menunjukkan bahwa kuda nil-kuda nil itu mulai bereproduksi lebih muda ketimbang yang di Afrika," imbuh Castelblanco.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan kawanan kuda nil kokain ini, para ilmuwan meyakini keberadaan mereka dapat memengaruhi ekosistem lokal dalam berbagai cara.

Di antaranya bisa menggusur spesies asli yang terancam punah, seperti lembu laut, hingga mengubah komposisi kimiawi saluran air yang dapat membahayakan perikanan.

Bahkan, populasi kuda nil ini juga mengancam warga yang mencari nafkah di lembah sungai terbesar di Kolombia.

Kendati demikian, usulan pemusnahan terhadap kawanan kuda nil di Kolombia ini juga mendapat penolakan dan banyak ditentang masyarakat.

Enrique Ordoñez, pakar biologi di National University Kolombia menilai 'kuda nil kokain' itu memberi harapan bagi pelestarian kuda nil secara global.

Hewan paling mematikan di dunia

Satwa ini juga dianggap sebagai spesies yang rentan oleh sejumlah organisasi non-pemerintah seperti International Union for Conservation of Nature (IUCN).

Ordoñez, mengatakan pada CNN, bahwa program sterilisasi atau kebiri adalah cara yang lebih baik dalam mengendalikan populasi kuda nil tersebut.

Namun, menurut Valderrama, prosedur ini tidak mudah dilakukan. Sebab, kuda nil bukanlah hewan yang mudah didekati.

Valderrama menceritakan pengalamannya saat akan mengebiri seekor kuda nil kokain seberat lima ton dan sangat agresif.

"Walaupun sudah dibius, kuda nil itu hampir menjungkirbalikkan derek yang kami gunakan untuk menjalani prosedur (kebiri) itu. Ini mirip dengan seekor dinosaurus dalam film Jurassic Park," jelas dia.

"Kuda nil makhluk yang berpoligami, artinya seekor jantang bisa menghamili banyak betina," imbuh Valderrama.

Selain memberi dampak lingkungan, kuda nil adalah spesies hewan yang sulit dijinakkan dan didekati. Hewan ini sering masuk dalam daftar sebagai hewan paling mematikan di dunia.

Pada 2016, BBC melaporkan bahwa setiap tahunnya, serangan kuda nil telah membunuh sedikitnya 500 orang di Afrika. Kendati saat ini, belum ada laporan kematian akibat kuda nil di Kolombia.

Tantangan lain yang dihadapi para ilmuwan ini juga berasal dari opini publik. Opini publik dinilai menghambat upaya untuk mengambil solusi yang lebih drastis, bahkan dengan membunuh kuda nil kemungkinan tidak akan segera terjadi.

Dalam studinya, para ilmuwan juga menunjukkan statistik resmi pemerintah yang menunjukkan bahwa hanya empat ekor kuda nil yang menjalani sterilisasi dari tahun 2011 hingga 2019.

"Sampai sejauh ini, kuda nil kokain di Kolombia ibarat hidup di surga. Tapi mereka adalah bom waktu ekologis yang terus berdetak," kata Castelblanco.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/14/100200523/ilmuwan-desak-pemusnahan-kuda-nil-kokain-di-kolombia-apa-alasannya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke