Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CDC: Setelah Divaksinasi Penuh, Orang yang Kontak Erat dengan Pasien Covid-19 Tak Perlu Karantina

Sebelumnya, seseorang yang melakukan kontak dekat dengan pasien Covid-19 disarankan untuk melakukan karantina di rumah selama 14 hari, untuk membantu mencegah penyebaran virus.

Awalnya, hal ini berlaku bagi siapa saja yang kemungkinan terpapar Covid-19 setelah melakukan kontak erat, kecuali orang yang mengidap Covid-19 dalam tiga bulan sebelumnya dan tidak menunjukkan gejala.

Tetapi sekarang, CDC telah memperluas pengecualian tersebut untuk memasukkan orang-orang yang telah mendapat vaksinasi penuh dalam tiga bulan terakhir dan tidak menunjukkan gejala.

Sebagai catatan, divaksinasi penuh berarti setidaknya dua minggu telah berlalu sejak orang tersebut mendapatkan dosis kedua dari vaksin dua dosis atau satu dosis vaksin dari dosis tunggal.

Pakar penyakit menular dan peneliti senior di Johns Hopkins Center for Health Security, Maryland, Amesh A. Adalja, MD, mengatakan bahwa dia setuju dengan perubahan pedoman ini.

"Ini sesuai dengan pedoman yang kami berikan kepada mereka yang baru sembuh dan memiliki kekebalan," katanya.

Meski demikian, panduan CDC mengatakan, risiko bahwa orang yang divaksinasi penuh dapat menyebarkan virus corona ke orang lain masih belum pasti.

Tapi itu juga menyatakan, bahwa vaksinasi telah dibuktikan untuk mencegah gejala Covid-19; penularan gejala dan pra-gejala dianggap memiliki peran yang lebih besar dalam penularan daripada penularan murni tanpa gejala.

Dr. Adalja merujuk pada data vaksin dari organisasi pemeliharaan kesehatan Israel (HMO) yang menunjukkan tingkat infeksi yang sangat rendah.

Hanya 317 dari 715.425 (0,04%) orang yang terinfeksi, seminggu setelah mendapatkan vaksinasi penuh untuk melawan Covid-19 - periode di mana kekebalan yang meningkat diperkirakan akan dimulai.

Di pusat pengujian Covid-19 terbesar di Israel, para peneliti mengamati penurunan yang signifikan dalam jumlah orang yang terinfeksi virus yang dibawa, yang mana ini dikenal sebagai nilai cT- di antara kelompok usia yang paling banyak divaksinasi.

Ini menunjukkan, meskipun orang yang divaksinasi terpapar virus corona dan terinfeksi, mereka cenderung tidak menulari orang lain.

"Data yang muncul ini menunjukkan bahwa orang yang divaksinasi tidak mungkin menyebarkan virus corona," kata Dr. Adalja.

"Selain itu, secara biologis tidak masuk akal bagi saya jika vaksin yang sangat efektif dalam mencegah penyakit simptomatik, tidak berpengaruh pada penularan."

Panduan CDC kemungkinan besar akan terus berkembang seiring semakin banyaknya data vaksin yang tersedia.

Meski mereka yang telah divaksinasi penuh tidak perlu dikarantina, tetapi mereka harus tetap memerhatikan gejala Covid-19 selama 14 hari setelah terpapar. Demikian menurut CDC.

Dan jika mereka mengalami gejala, tentu saja mereka harus dievaluasi, dan mungkin dites Covid-19.

Yang tak kalah penting, meskipun orang yang divaksinasi penuh sekarang tak perlu menjalani karantina jika terpapar COVID-19, mereka tetap harus menerapakan semua protokol kesehatan, yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sosial, serta menghindari kerumunan dan ruang berventilasi buruk.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/13/132223623/cdc-setelah-divaksinasi-penuh-orang-yang-kontak-erat-dengan-pasien-covid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke