Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Obat Radang Sendi Ini Turunkan Risiko Kematian Pasien Covid-19

KOMPAS.com- Pasien Covid-19 dengan sakit parah diterapi dengan obat-obatan arthritis. Obat arthritis adalah jenis obat yang digunakan untuk mengobati radang sendi.

Sebuah studi telah menemukan obat tersebut dapat menurunkan tingkat kematian pada pasien Covid-19 yang kritis akibat infeksi virus ini.

Hingga saat ini, obat Covid-19 untuk terapi pasien virus corona masih belum tersedia. Oleh sebab itu, berbagai obat yang berpotensi sebagai terapi untuk merawat pasien Covid-19 terus diteliti.

Dilansir dari ABC, Sabtu (9/1/2021), sebuah penelitian menemukan bahwa obat untuk radang sendi seperti Roche Actemra atau Kevzara Sanofi secara signifikan dapat meningkatkan kelangsungan hidup.

Selain itu, obat arthritis ini ternyata dapat mengurangi jumlah waktu pasien yang membutuhkan perawatan intensif akibat infeksi parah Covid-19.

Kendati studi yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, namun temuan tersebut menunjukkan bahwa obat imunosupresif dapat menurunkan angka kematian sebesar 8,5 poin persentase di antara pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, dengan kondisi sakit yang parah.

Obat imunosupresif yang biasa diberikan pada penderita arthritis atau radang sendi yakni seperti seperti Actemra, juga dikenal sebagai tocilizumab, dan Kevzara, juga dikenal sebagai sarilumab.

Dari temuan tersebut, Anthony Gordon, profesor anestesi dan perawatan kritis di Imperial College London, Inggris, yang juga peneliti studi tersebut mengatakan ini berarti bahwa setiap 12 pasien yang dirawat dengan salah satu dari kedua obat tersebut, memiliki peluang untuk diselamatkan.

Data tersebut akan meningkatkan keyakinan bahwa beberapa obat yang ada dapat digunakan kembali untuk membantu mengatasi pandemi penyakit yang telah menewaskan hampir 2 juta orang di seluruh dunia.

Pemerintah Inggris telah menyarankan kepada para dokter yang merawat pasien dengan gejala Covid-19 yang parah di unit perawatan intensif rumah sakit untuk segera memulai pengobatan dengan menggunakan obat arthritis.

"Ini adalah langkah maju yang signifikan untuk meningkatkan kelangsungan hidup pasien," kata Wakil Kepala Petugas Medis Inggris Jonathan Van-Tam dan sebuah pernyataan.

Van-Tam menambahkan bahwa obat itu akan sangat penting dalam mengurangi beban pada perawatan intensif dan rumah sakit, serta dapat menyelamatkan nyawa pasien yang mengalami sakit parah akibat infeksi virus SARS-CoV-2.

Data uji coba REMAP-CAP, yakni penelitian internasional dari obat radang sendi terhadap sekitar 800 pasien Covid-19 yang sakit parah, menunjukkan bahwa kedua obat tersebut telah menurunkan tingkat kematian dari 35,8 persen pada kelompok kontrol menjadi 27,3 persen di antara pasien yang menerima tocilizumab atau sarilumab.

"Itu perubahan besar dalam bertahan hidup. Keduanya (obat arthritis) adalah obat yang menyelamatkan nyawa," kata Gordon.

Hasil penelitian yang telah diterbitkan secara daring di medRxiv dan belum ditinjau sejawat ini menunjukkan bahwa rata-rata, pasien yang diobati dengan Actemra atau Kevzara pulih lebih cepat.

Bahkan, pasien-pasien tersebut dapat dipulangkan dari ICU sekitar 7-10 hari lebih awal dibandingkan pasien yang tidak menerima terapi obat radang sendi ini.

"Kami melihat manfaat nyata (obat arthritis) dalam hal kelangsungan hidup dan pemulihan yang lebih cepat," imbuh Gordon.

Hingga saat ini, hasil untuk Actemra dan Kevzara dalam uji coba pengobatan pada pasien dengan Covid-19 beragam. Kedua obat ini dikenal juga sebagai sebagai antagonis reseptor IL-6.

Pada September lalu, Kevzara yang diproduksi dengan mitra Regeneron, gagal memenuhi tujuan utama studi di Amerika Serikat untuk mengujinya pada pasien Covid-19 parah.

Sementara pada November 2020 lalu, Actemra, obat untuk radang sendi jenis lainnya dalam sebuah studi menunjukkan bahwa obat ini dapat membantu pemulihan pasien Covid-19 yang kritis.

Akan tetapi, tidak jelas apakah obat tersebut dapat membantu meningkatkan peluang hidup pasien atau hanya mempersingkat lama mereka membutuhkan dukungan perawatan intensif seperti ventilator mekanis.

Gordon mencatat bahwa pada studi sebelumnya tidak menemukan manfaat yang jelas. Tetapi, dia mengatakan bahwa uji coba tersebut telah memasukkan pasien yang sakitnya tidak terlalu parah dan memulai pengobatan pada tahap yang berbeda dalam perjalanan penyakit.

"Perbedaan penting mungkin dalam peneliti kami, pasien yang sakit kritis didaftarkan dalam waktu 24 jam setelah memulai dukungan organ (alat bantu pernapasan)," kata Gordon.

Namun demikian, Gordon meyakinkan bahwa dengan menyoroti pengobatan potensial lebih awal, dapat memberi manfaat besar bagi pasien Covid-19 dengan sakit parah dengan pengobatan modulasi kekebalan menggunakan obat radang sendi tersebut.

https://www.kompas.com/sains/read/2021/01/09/110200823/studi--obat-radang-sendi-ini-turunkan-risiko-kematian-pasien-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke