Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vaksin Covid-19 Tersedia, Ini Strategi Vaksinasi Menuju Herd Immunity

KOMPAS.com- Vaksin Covid-19 asal China telah sampai di Indonesia, kendati uji klinis fase 3 masih berlangsung hingga saat ini.

Kehadiran vaksin ini menjadi harapan bagi masyarakat untuk segera mengakhiri pandemi Covid-19 yang telah hampir setahun ini menginfeksi puluhan juta orang di dunia dan menyebabkan jutaan orang meninggal dunia.

Namun, apakah vaksin Covid-19 bisa cepat mengatasi pandemi?

Dalam diskusi daring yang digelar Ikatan Alumni Universitas Padjajaran (Unpad) bertajuk Indonesia Siap-Siap Vaksinasi, para ahli menyampaikan beberapa tantangan yang mesti dihadapi sebelum program vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan.

Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan persentase kasus Covid-19 di Indonesia dalam satu hingga dua minggu ini masih cukup tinggi.

"Kasus Covid-19 kita masih sekitar 18 persen, masih tinggi sekali. Sedangkan target idealnya hanya sekitar 5 persen," kata Prof Zubairi, Sabtu (19/12/2020) dalam diskusi tersebut.

Perlu diingat, kata Prof Zubairi, meski ada beberapa vaksin Covid-19 yang telah dapat digunakan, namun, tidak satupun vaksin yang telah menyelesaikan uji klinis fase 3.

Uji klinis fase 3 adalah syarat penting dan utama untuk vaksin maupun obat agar dapat digunakan secara luas kepada masyarakat. Pada fase ini biasanya akan melibatkan ribuan hingga ratusan ribu orang, dan dilakukan di berbagai negara.

Vaksinasi Covid-19 dan herd immunity

Tak bisa dipungkiri, bahwa tidak sedikit orang yang takut divaksinasi, kendati kini sudah ada vaksin yang bisa dipergunakan meskipun hasil uji klinis fase 3 belum selesai.

Epidemiolog dari Global Health Security Griffith University, Dicky Budiman mengatakan meskipun saat ini sudah ada vaksin, namun perlu diketahui efek vaksin belum diketahui sepenuhnya.

"Perlu diingat, bahwa tidak ada jalan pintas dalam menyelesaikan pandemi. Artinya, kita tidak bisa menganggap, bahwa vaksinasi adalah satu-satunya strategi, tidak bisa demikian. Semua memerlukan sinergisitas dan tahapan dalam pengendalian," jelas Dicky.

Lebih lanjut Dicky menegaskan bahwa program vaksinasi tidak bisa dilakukan tanpa adanya kondisi ideal. Ada kondisi yang menjadi prasyarat keberhasilan dari program tersebut.

"Program vaksinasi yang mengarah pada bagaimana kita bisa mencapai herd immunity. Oleh sebab itu, strategi vaksinasi harus dibuat detail," ungkap Dicky.

Dicky mengatakan bahwa ada syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan program vaksinasi. Strategi vaksinasi Covid-19 tersebut di antaranya sebagai berikut.

1. Masalah risiko komunikasi

Teori-teori konspirasi tentang Covid-19 begitu meluas. Tidak sedikit masyarakat yang akhirnya lebih memercayai informasi konspiratif tentang pandemi ini.

Ini adalah bentuk tantangan risk communication strategy yang harus lebih dulu diselesaikan sebelum program vaksinasi dilakukan.

"Teori-teori konspirasi membuat sebagian dari kita cuek. Bahkan, adanya gerakan anti vaksin bisa mengganggu program vaksinasi, ini adalah PR besar kita," ungkap Dicky.

2. Kapasitas tes Covid-19

Dicky mengungkapkan secara estimasi epidemiologi, kasus Covid-19 harian di Indonesia sudah menyentuh paling minimal 20.000 kasus.

"Ini artinya, kapasitas testing kita jauh dari memadai untuk mendeteksi kasus harian yang sedemikian seriusnya," ungkap Dicky.

Indikator akhir dari pandemi Covid-19 ini, kata dia, sudah mulai terlihat. Di antaranya dari fasilitas kesehatan yang semakin penuh pasien, hingga angka kematian Covid-19 yang terus meningkat.

"Sehingga, itulah sebabnya, selain masalah testing, masalah risiko komunikasi yang efektif kepada masyarakat juga sangat penting," jelas Dicky.

3. Melandaikan kurva

Tantangan lain yang harus dihadapi yakni upaya melandaikan kurva infeksi Covid-19 saat ini. Dicky menjelaskan upaya ini harus dilakukan. Sebab, angka reproduksi harus ditekan seminimal mungkin.

"Ini ada kaitannya dengan strategi untuk mencapai herd immunity," imbuhnya.

4. Memastikan standar vaksin Covid-19

Kualitas dan kuantitas dari vaksin yang akan dipergunakan harus dipastikan memenuhi standar, tidak hanya nasional dan global. Akan tetapi, juga harus disesuaikan dengan konteks Indonesia.

Dicky mengatakan, misalnya vaksin Pfizer-BioNTech, secara kualitas adalah salah satu vaksin yang cukup bagus.

"Namun, untuk dipakai di Indonesia memerlukan syarat yang tidak mudah bagi negara ini. Seperti harus dikemas di suhu minus 70 derajat Celcius. Ini yang akan menyulitkan," jelas Dicky.

5. Target 100 persen pada kelompok utama

Prof Zubairi menyebut ada beberapa kelompok penerima vaksin Covid-19 yang akan diprioritaskan, termasuk di antaranya petugas medis, kontak tracing, TNI dan Polri, aparat hukum, tenaga pendidik, tokoh agama, aparatur pemerintah, dan lain sebagainya.

"Kelompok awal ini harus jadi target 100 persen (program vaksinasi Covid-19). Namun, untuk mencapai target itu tidak mudah," kata Dicky.

Sebab, selain tidak boleh luput dalam mengidentifikasi sasaran vaksinasi, ada hal lain yang harus dihadapi.

Bahwa, tidak semua orang atau dari kelompok-kelompok prioritas penerima vaksinasi ini yang bersedia divaksinasi," imbuh Dicky.

Dicky menegaskan bahwa untuk mencapai kekebalan kawanan atau herd immunity, setiap daerah maupun negara, memiliki target yang berbeda-beda. Angka pencapaian tidak dapat disamaratakan, sebab, dari sisi populasi pasti akan berbeda.

"Secara range kasar (untuk mencapai herd immunity) sekitar 70 sampai 80 persen (orang yang divaksinasi) dari total populasi," jelas Dicky.

Kendati demikian, Dicky kembali mengingatkan, dalam upaya menghentikan pandemi Covid-19, strategi-strategi tersebut tidak bisa dicapai apabila 3T (testing, tracing, treatment) dan 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) ditinggalkan, setelah vaksin Covid-19 tersedia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/12/19/172000023/vaksin-covid-19-tersedia-ini-strategi-vaksinasi-menuju-herd-immunity

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke