Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Hal yang Terjadi pada Tubuh Selama di Rumah Saja di Masa Pandemi

Sehingga semua aktivitas diakukan di rumah, mulai dari bersekolah, bekerja, hingga berolahraga.

Awalnya mungkin sebagian orang menikmati beraktivitas di rumah, tanpa perlu membuang banyak waktu di jalanan. Tapi, setelah masa isolasi sembilan bulan, badan tak lagi terasa nyaman.

Melansir CNN, hidup dalam ‘kurungan’ memang dapat menyebabkan penyakit fisik. Tubuh menjadi lemas, melemahkan jantung dan paru-paru, bahkan merusak fungsi otak.

Berikut enam hal yang terjadi pada tubuh selama masa isolasi:

1. Kehilangan otot

Seminggu beraktivitas di rumah, memang terasa nyaman. Tetapi, minim aktivitas selama semingu akan mengacaukan usaha keras Anda untuk membangun otot.

“Manusia memang akan kehilangan otot lebih cepat ketika semakin tua,” kata Keith Baar, seorang profesor fisiologi latihan molekuler di University of California - Davis.

Menurut Baar, ketika kehilangan otot, Anda tidak selalu kehilangan massa, tetapi Anda kehilangan kekuatan, yang mana ini adalah "indikator terkuat" yang menentukan berapa lama Anda akan hidup.

"Semakin kuat kita bertahan, semakin mudah bagi kita untuk memertahankan umur panjang kita."

2. Jantung dan paru-paru melemah

Jika Anda tidak berolahraga, Anda tidak meningkatkan detak jantung. Dan saat jantung tidak terbiasa untuk memompa sekuat tenaga, maka jantung akan menjadi lebih lemah.

“Hal yang sama terjadi pada paru-paru saat Anda tidak aktif,” kata Dr. Panagis Galiatsatos, ahli paru dari Johns Hopkins Bayview Medical Center.

Dia mengatakan, banyak pasiennya yang merasa fungsi pernapasan mereka memburuk, karena mereka tidak lagi dikondisikan untuk berolahraga.

Apalagi, orang dengan kesehatan paru-paru yang buruk lebih rentan terhadap virus corona, karena itu penyakit pernapasan, sehingga mereka cenderung tinggal di rumah untuk mengurangi risiko infeksi.

Tetapi jika mereka tidak bergerak dan meningkatkan aliran darah ke paru-paru, maka kondisi mereka yang sudah ada sebelumnya juga dapat membahayakan mereka.

Berolahraga adalah satu-satunya kunci untuk meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru.

"Tidak ada obat tunggal yang dapat melakukannya," kata Galiatsatos.

Jika tidak aman meninggalkan rumah, Baar merekomendasikan untuk menari atau berolahraga dengan benda-benda yang di rumah untuk latihan kekuatan, misalnya dengan memanfaatkan botol minum sebagai barbel.

3. Berat badan bertambah

Berada di rumah sepanjang hari dan setiap hari membuat Anda lebih mudah mengakses makanan. Dalam sehari Anda bisa melakukan perjalanan dari kamar menuju dapur atau ruang makan berulang kali.

Periode waktu makan Anda, dapat melebar dari 10 atau 12 jam setiap hari menjadi 15 jam sehari - lebih dari setengah hari Anda habiskan untuk makan. Dengan pola makan seperti itu, tentu dapat menyebabkan tingkat insulin melonjak.

“Insulin mendorong penyimpanan lemak dan mengubah molekul lemak lainnya menjadi lemak”, kata Giles Duffield, seorang profesor anatomi dan fisiologi di Universitas Notre Dame yang mempelajari ritme sirkadian dan metabolisme.

Masalah lain adalah, di awal pandemi, banyak orang menimbun makanan yang tidak mudah busuk dan tahan lama. Duffield mengatakan, ini berbahaya untuk kesehatan, karena banyak makanan tahan lama yang diproses dengan tinggi gula dan pati.

Kenaikan berat badan selama periode stres yang intens di masa pandemic ini adalah hal yang normal. Namun, kenaikan berat badan menjadi berbahaya, jika berubah menjadi obesitas.

“Kemudian, tubuh Anda mulai menolak insulin, dan masalah kesehatan kronis seperti penyakit metabolik atau diabetes akan berkembang,” kata Duffield.

4. Postur tubuh buruk

Tanpa sadar, apalagi ketika berada di rumah, kita cenderung duduk dalam posisi santai dengan bahu membungkuk, leher ditekuk, tulang belakang melengkung, atau bersandar ke kursi dengan posisi duduk sedikit merosot.

Brandon Brown, seorang ahli epidemiologi dan profesor di Pusat Komunitas Sehat di Universitas California – Riverside mengatakan, duduk dan berbaring sepanjang hari akan memengaruhi postur tubuh Anda dan membebani punggung, leher, bahu, pinggul, dan mata.

“Bangun dari tempat duduk sekali dalam satu jam, berjalanlah, dan lakukan peregangan tubuh sejenak. Selain itu cobalah berbaring di lantai dan birkan tubuhmu terbiasa,” saran Brown.

5. Sulit tidur

Banyak orang yang tanpa sadar kekurangan vitamin D, yang menopang kepadatan tulang dan mencegah kelelahan.

“Bisa jadi Anda termasuk salah satuny,a jika Anda menghabiskan sebagian besar hari Anda di rumah dengan tirai tertutup,” kata Duffield.

Biasakan untuk selalu mendapatkan sinar matahari pagi untuk menyinkronkan ritme sirkadian tubuh. Ini untuk menghindari sulit tidur di malam hari.

“Keluarlah untuk berjalan-jalan, berolahraga, atau berkebun untuk mendapatkan cukup sinar matahari. Jika cuaca tak mendukung, cahaya terang buatan bisa membantu tubuh lebih segar di pagi hari,” jelas Duffield.

6. Otak melambat

Dampak lain dari minimnya aktivitas fisik adalah kinerja otak yang melambat.

Menurut Baar, olahraga bisa menghasilkan bahan kimia tertentu di otak yang memecah racun dalam darah dan mencegahnya mencapai otak, di mana racun itu bisa membunuh sel-sel otak.

“Tidak berolahraga. berarti Anda tidak akan secara efisien memecah produk sampingan asam amino yang menjadi neurotoksin di otak,” ujar Baar.

Efek isolasi selama pandemic pada kesehatan, cenderung tak disadari hingga akhirnya mencapai kondisi yang lebih buruk.

Karena itu, ada baiknya mencegah sebelum gejala-gejala tersebut muncul.

Tinggal di rumah selama pandemi Covid-19 tentu sangat penting dan tak bisa diabaikan, tetapi untuk melindungi kesehatan fisik dan mental selama tinggal di rumah, usahakan untuk tetap aktif secara fisik.

Sehingga, setelah pandemi ini berlalu, Anda bisa kembali menikmati kehidupan normal dengan tubuh yang sehat.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/11/12/160500423/6-hal-yang-terjadi-pada-tubuh-selama-di-rumah-saja-di-masa-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke