Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Malam Ini, Bulan Sabit Tua dan Super New Moon Hiasi Langit Indonesia

KOMPAS.com - Malam ini akan ada dua fenomena langit yang bisa Anda amati sejak sore hari Jumat (16/10/2020) hingga dini hari besok Sabtu (17/10/2020).

Berdasarkan keterangan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), kedua fenomena tersebut adalah ketampakan terakhir bulan sabit tua dan super new moon (bulan baru super).

Berikut penjelasan lebih rincinya.

1. Bulan Sabit Tua

Bulan sabit tua ini dapat Anda saksikan pada Jumat (16/10/2020) sejak pukul 17.00 WIB hingga terbit matahari yaitu pada pukul 05.30 WIB, dengan jarak toposentris 357.201 kilometer.

Iluminasi bulan yang terjadi adalah 1,37 persen dan lebar sudut 0,46 menit busur.

Untuk diketahui, iluminasi bulan adalah besarnya bagian cakram bulan yang tersinari dan menghadap ke bumi dan bisa dilihat dari bumi.

Bulan sabit tua kali ini berumur 28 hari 11,5 jam, elongasi dan terbit dari arah timur di konstelasi Virgo.

Bulan sabit tua ini dapat Anda saksikan tanpa bantuan alat optik atau bisa dengan mata telanjang, jika cuaca di sekitar Anda cerah dan bebas polusi cahaya.

2. Super new moon

Bulan baru super atau super new moon adalah fase bulan baru yang waktu kejadiannya berdekatan dengan perigee bulan.

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan Emanuel Sungging mengatakan bahwa perigee bulan itu sendiri merupakan kondisi bulan yang berada agak dekat dari bumi.

Nah, bulan baru kali ini terjadi pada pukul 02.50 WIB. Sementara, perigee bulan terjadi empat jam setelahnya yakni pada pukul 06.40 WIB.

Sehingga, didapatkan jarak geosentrik bulan ketika fase bulan baru kali ini adalah 335.946 kilometer dengan diameter sudut 33.4775 menit busur.

Sementara itu, ketika perigee terjadi, jarak geosentrik bulan dari bumi adalah 356.916 km dengan diameter sudut 33.800 menit busur. 

Fenomena bulan baru super atau super new moon ini terakhir kali terjadi pada tanggal 30 Agustus dan 29 September 2019.

Berikutnya akan terjadi kembali pada 5 November, 14 November dan 4 Desember mendatang.

Umumnya, kata Emanuel, fenomena-fenomena yang berkaitan dengan kondisi bulan sedikit banyak juga akan mempengaruhi peningkatan air pasang karena adanya gravitasi bulan; meskipun fenomena bulan itu juga bukan satu-satunya faktor berpengaruh ke air pasang.

"Tetapi, itu juga ditentukan oleh faktor lain," kata dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/10/16/170700423/malam-ini-bulan-sabit-tua-dan-super-new-moon-hiasi-langit-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke