Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CDC: Siapa Pun yang Pernah Kontak dengan Pasien Covid-19 Wajib Dites

KOMPAS.com - Dalam perubahan terbarunya, Pusat Pengendalian dan pencegahan Penyakit (CDC) telah membatalkan pedoman pengujian Covid-19 yang kontroversial.

Perubahan tersebut dilaporkan karena keberatan dari para ilmuwannya sendiri.

Sebelumnya, pada 24 Agustus, CDC memperbarui pedoman pengujiannya, yang mengatakan bahwa bagi mereka yang berisiko rendah atau tidak menunjukkan gejala apa pun tidak perlu melakukan tes, setelah terpapar orang yang terinfeksi Covid-19.

Namun kini, CDC kembali pada pedoman sebelumnya, bahwa siapa saja yang pernah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 harus dites.

"Karena banyak kasus didorong oleh orang yang tidak menunjukkan gejala, maka orang tanpa gejala yang telah melakukan kontak dekat dengan orang positif SARS-CoV-2 perlu dites," jelas klarifikasi.

Dilansir dari Live Science, Sabtu (19/9/2020), CDC mengatakan perubahan terbaru tersebut dilakukan sebagai bentuk klarifikasi.

Hal ini dikarenakan orang dapat menularkan virus, tanpa pernah menunjukkan gejala apa pun sebelumnya.

Jika seseorang telah melakukan kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, misalnya dalam jarak 6 kaki (1,8 meter) selama setidaknya 15 menit dan tidak memiliki gejala, maka Anda tetap perlu melakukan tes. Demikian panduan CDC terbaru.

Terlepas dari perubahan-perubahan ini, ilmu pengetahuan tentang penularan tanpa gejala atau dengan gejala tidak ada perubahan, bahwa orang yang tidak menunjukkan gejala dapat menularkan virus.

Inilah mengapa perubahan tiba-tiba dalam pedoman CDC bulan lalu, mendapat kritik keras dari ahli kesehatan masyarakat.

Belum lagi, Presiden Donald Trump sebelumnya juga menyatakan, lebih sedikit pengujian akan menyebabkan lebih sedikit kasus.

Ahli kesehatan masyarakat khawatir pedoman ini diubah karena alasan politik, bukan berdasarkan tinjauan ilmiah.

"Tidak masuk akal bahwa rekomendasi, yang seharusnya hanya mengikuti ilmu pengetahuan, sedang dimodifikasi untuk memungkinkan (bahkan mungkin memastikan) tidak dilaporkannya kasus Covid-19 pada saat kritis ini," jelas Krys Johnson, asisten profesor instruksi di Departemen Epidemiologi dan Biostatistik di Temple University, Pennsylvania kepada Live Science melalui email.


Tidak jelas berapa persen kasus Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala, tetapi CDC memperkirakan sekitar 40% orang yang terinfeksi Covid-19 tidak pernah menunjukkan gejala.

"Jika masing-masing dari orang-orang ini menjalani kehidupan sehari-hari, pandemi ini akan terus berdampak pada negara dan kehidupan sehari-hari di masa mendatang, terlepas dari munculnya vaksin," kata Johnson saat itu.

Setelah panduan diperbarui bulan lalu, Asisten Sekretaris Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, Laksamana Brett Giroir membela keputusan tersebut.

Sebenarnya, tujuan panduan baru bukan untuk melakukan pengujian yang lebih sedikit, tetapi untuk mencari pengujian yang lebih sesuai.

Ada tuduhan bahwa pedoman yang diperbarui pada Agustus lalu, yang ditulis oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan, tidak melalui proses tinjauan ilmiah yang ketat dari CDC.

Bahkan saat dipublikasikan di situsnya mendapat tentangan keras dari para ilmuwan CDC.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/19/203000123/cdc--siapa-pun-yang-pernah-kontak-dengan-pasien-covid-19-wajib-dites

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke