Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ilmuwan Kembangkan Terapi Antibodi Monoklonal Obati Covid-19, Apa itu?

KOMPAS.com - Ilmuwan dan peneliti di seluruh dunia masih terus berlomba dalam menyempurnakan produksi vaksin untuk melawan virus corona baru.

Paling tidak, vaksin untuk penyakit ini baru akan tersedia beberapa bulan mendatang.

Namun, perawatan atau terapi yang paling memungkinkan saat ini adalah dengan menggunakan antibodi dari pasien yang telah sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2.

Melansir CNN, Senin (29/6/2020), antibodi adalah protein yang dibuat untuk melawan infeksi di dalam tubuh.

Sejak era Victoria, para ilmuwan telah memanfaatkan perlindungan alami ini untuk perawatan. Bahkan, selama pandemi flu tahun 1918, dokter telah membuktikan plasma darah pasien yang telah sembuh dari infeksi dipenuhi antibodi yang dapat melawan virus flu pada saat itu.

Manfaat plasma pulih juga telah dipergunakan untuk mengobati flu parah, MERS dan SARS.

Saat ini, sejumlah dokter di Amerika Serikat juga telah mulai melihat beberapa keberhasilan plasma pulih dalam mengobati pasien Covid-19.

Solusi mencukupi kebutuhan plasma pulih

Kendati demikian, para dokter mulai merasa kesulitan untuk mencukupi kebutuhan plasma darah dari pasien yang sembuh dari Covid-19.

Tidak cukup banyak plasma yang disumbangkan untuk merawat pasien Covid-19 yang jumlahnya terus meningkat. Namun, kedokteran modern dapat memperbaiki proses penyediaan suplai plasma tersebut, salah satunya dengan membuat antibodi monoklonal.

Apa itu antibodi monoklonal?

Antibodi monoklonal adalah antibodi buatan laboratorium yang dibuat secara khusus untuk menargetkan pada infeksi.

Vaksin memiliki keuntungan yang dapat bekerja lebih lama dibandingkan antibodi yang berpotensi bertahan satu hingga dua bulan ke depan.

Namun, terapi antibodi ini dapat digunakan untuk perlindungan sementara, khususnya pada populasi rentan, seperti orang lanjut usia di panti jompo, petugas kesehatan, maupun orang dengan kondisi penyakit kronis.

Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Anthony Fauci mengatakan terapi antibodi akan sangat penting dalam melawan Covid-19.

"Saat ini, kami sangat mendorong program pengembangan antibodi monoklonal, plasma pemulihan, dan globulin hiperium, yang semuanya didasarkan pada prinsip yang sama menggunakan antibodi," kata anggota gugus tugas virus corona Gedung Putih ini.

Fauci berharap terapi antibodi ini dapat segera tersedia untuk melindungi mereka yang berisiko terinfeksi Covid-19.

Menurut wakil presiden Industry Research at BIO, David Thomas, mengatakan setidaknya, saat ini terdapat 102 perawatan antibodi Covid-19 dalam berbagai tahap pengembangan.

Thomas mengatakan beberapa terapi dirancang untuk mengobati efek sekunder Covid-19 seperti peradangan. Lainnya sedang dirancang untuk membunuh virus corona itu sendiri.

"Dibandingkan dengan penyakit lain, penelitian dan pengembangan pengobatan Covid-19 bergerak cukup cepat," kata Thomas.

Empat terapi antibodi monoklonal telah dibuat untuk mengobati pasien, bahkan mungkin mencegah infeksi Covid-19 yang sudah memasuki tahap uji coba manusia pada Juni ini.

Di antaranya dua antibodi monoklonal dari perusahaan farmasi Eli Lilly di Indianapolis, satu antibodi dari AbCellera dari Kanada dan satu yang dikembangkan Junshi Biosciences.

Ahli imunologi dan penyakit menular dari Harvard, Phyllis Kanki mengatakan kendati demikian, tidak semua terapi antibodi monoklonal dari plasma darah pasien sembuh dari Covid-19, yang diuji coba berhasil diujikan pada manusia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/06/30/073400023/ilmuwan-kembangkan-terapi-antibodi-monoklonal-obati-covid-19-apa-itu-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke