Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Buckyballs, Si Bola Aneh Ditemukan di Fosil Berusia 80 Juta Tahun

KOMPAS.com - Buckyballs, bentuk bola aneh yang biasanya hanya ditemukan di alam alam skala molekuler, kini ditemukan ada di fosil hewan laut yang hidup 80 juta tahun lalu.

Bentuk mikroskopis buckyballs biasanya ditemukan dalam molekul di dalam debu kosmik, dalam gas, dan beberapa jenis batuan.

Namun para peneliti terkejut saat menemukan mereka pada skala yang jauh lebih besar, yakni di dalam fosil dua spesies Cretaceous crinoids yang merupakan kerabat dari bintang laut modern dan bulu babi.

Pelat pada tubuh C. crinoids memiliki struktur berongga yang diidentifikasi para ilmuwan sebagai buckyballs.

Dalam laporan yang terbit di jurnal Paleontology edisi Mei, peneliti menuliskan ini adalah bukti pertama yang menunjukkan bahwa buckyballs secara alami berada di skala besar.

Dilansir Live Science, Jumat (15/5/2020), buckyballs merupakan kependekan dari Buckminsterfullerenes.

Buckyballs adalah molekul bulat besar yang terdiri dari 60 atom karbon yang berhubungan dan membentuk 20 heksagon (segienam) dan 12 pentagon (segilima), mirip permukaan bola sepak.

Molekul-molekul aneh ini pertama kali ditemukan di luar angkasa pada 2010.

Namanya terinspirasi dari seorang arsitek bernama Buckminster Fuller yang mempopulerkan struktur serupa pada 1940-an yang disebut kubah geodesik.

Di ruang angkasa, buckyballs ada di dalam gas dan partikel.

Menurut NASA, buckyballs juga telah terdeteksi di Bumi dalam gas yang dipancarkan oleh pembakaran lilin dan mineral tertentu.

Rekan penulis studi Aaron Hunter, seorang peneliti di Fakultas Ilmu Bumi Universitas Australia Barat mengatakan, sebelumnya tidak ada catatan atau diketahui bahwa buckyballs ada di dalam hewan, baik yang masih hidup atau sudah punah sekali pun.

"Ini adalah pertama kalinya kami menemukan struktur buckyballs di dalam fosil," kata Hunter dalam sebuah pernyataan.

C. crinoids hidup selama periode Kambrium (sekitar 543 juta hingga 490 juta tahun lalu).

Sebagian besar spesies crinoid, juga dikenal sebagai bunga lili laut atau bintang bulu, mati dalam kepunahan massal Permian, sekitar 250 juta tahun yang lalu. Namun ada beberapa yang bisa bertahan hingga hari ini.

Hewan dalam kelompok ini memiliki tubuh berbentuk piala yang disebut kelopak, pada bagian atas ada lengan bercabang.

Banyak bentuk fosil memiliki struktur seperti batang yang menancap ke dasar laut, menurut British Geological Survey.

Lusinan fosil dari dua spesies crinoid akhir - Marsupites testudinarius dan Uintacrinus socialis - memberi para ilmuwan pandangan yang sangat terperinci pada pelat heksagonal (segienam) dan pentagonal (segilima) yang terbuat dari kalsium karbonat.

Penulis penelitian membuat grafik yang memetakan lempeng, memvisualisasikan bagaimana tubuh hewan akan terlihat dalam tiga dimensi.

Secara keseluruhan, kedua spesies berbagi tubuh yang mirip secara struktural.

Tetapi U. socialis memiliki kelopak yang lebih besar yang terbuat dari banyak lempengan kecil dan ringan, yang masing-masing memiliki antara empat dan delapan sisi.

Sebagai perbandingan, kelas M. testudinarius memiliki lempeng yang lebih sedikit dengan hanya lima atau enam sisi, dan ini jauh lebih besar dari lempengan pada U. socialis.

Kedua crinoid memiliki kelopak yang berbentuk seperti buckyballs.

"Struktur seperti bola, mampu menahan beban yang sangat berat, dibentuk di sekitar mereka untuk melindungi mereka dari bahaya lautan," kata Hunter dalam pernyataannya.

Namun, ada perbedaan kritis antara kedua hewan, tulis para ilmuwan dalam penelitian ini.

Kelopak M. testudinarius, dengan lempengan yang lebih besar dengan bentuk yang serupa, lebih mirip molekul karbon buckyball.

Ini akan membuat kelopak lebih kuat dan lebih stabil.

Kelopak U. socialis lebih luas dengan lebih banyak variasi dalam jumlah sisi lempeng, membuat kelopak lebih mungkin untuk bengkok dan melengkung.

Kelopaknya mungkin lebih berguna untuk daya apung daripada perlindungan terhadap pemangsa, lapor para peneliti.

Struktur tubuh yang sangat tidak biasa ini bisa membantu crinoid beradaptasi dan menyebar melalui kedalaman laut di seluruh dunia.

Namun banyak pertanyaan yang tersisa tentang buckyballs. Peneliti mencatat, salah satunya misteri bagaimana tubuh buckyball aneh berevolusi, dan mengapa bentuk ini hanya ditemukan pada dua spesies yang punah yang menghilang antara 84 juta dan 72 juta tahun yang lalu.

"Masih menjadi misteri mengapa struktur yang sukses ini tidak berevolusi lagi," kata Hunter.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/20/182800123/buckyballs-si-bola-aneh-ditemukan-di-fosil-berusia-80-juta-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke