Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jaga Kesehatan Astronot di Luar Angkasa, Ilmuwan Teliti Mikrobioma

KOMPAS.com - Eksplorasi luar angkasa menjadi impian manusia. Namun, banyak hal yang perlu untuk dipersiapkan agar misi bisa berjalan lancar.

Salah satunya adalah menjaga kondisi astronot tetap sehat selama perjalanan panjang mereka.

Dalam rangka mempersiapkan kesehatan prima para asronot, sebuah penelitian pun dilakukan. Penelitian tersebut khusus mengamati bagaimana perjalanan luar angkasa mempengaruhi mikrobioma manusia.

Mengapa mikrobioma?

Masing-masing individu memiliki mikrobioma yang hidup di kulit dan tubuh manusia. Nah, mikrobioma ini punya peran penting menjaga kesehatan kita saat berinteraksi dengan lingkungan baru.

Studi tersebut dilakukan dengan mengamati anggota kru yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa (ISS) dalam kurun 6 hingga 12 bulan.

Hasil analisis mengungkapkan jika mikrobioma usus para kru tumbuh lebih beragam di lingkungan yang relatif steril dan bebas bakteri.

Ini merupakan kabar baik. Pasalnya, secara umum, semakin beragam atau banyak bakteri usus kita, maka semakin baik peluang kita untuk menangkal penyakit.

"ISS merupakan lingkungan yang bersih dan steril, kami mengira (dengan demikian) keanekaragaman mikroba di usus akan berkurang," kata Hernan Lorenzi, ahli mikrobiologi dari J.Craig Venter Institute.

Mikrobioma yang beragam mungkin akibat dari pilihan makanan yang beragam pula. NASA diketahui bekerja keras untuk membuat lebih dari 200 pilihan makanan dan minuman bagi para kru di ISS.

Namun berbeda dengan usus, mikrobioma yang terdapat pada kulit kru justru memperlihatkan hasil yang beragam, termasuk berkurangnya satu mikroba spesifik yaitu proteobacteria.

"Proteobacteria ditemukan dalam jumlah tinggi di tanah, tetapi ISS adalah lingkungan non-hijau yang sangat bersih. Jadi, ada kemungkinan kontak yang kurang dengan bakteri Bumi mengurangi mikrobioma pada kulit," jelas Lorenzi.

Padahal memiliki keragaman mikrobioma pada kulit akan membantu astronot terhindar dari reaksi kulit hipersensitif, seperti ruam.

Lorenzi pun merekomendasikan studi lanjutan untuk mengidentifikasi dan menguji perawatan potensial untuk meningkatkan kesehatan kulit astronot, misalnya dengan menggunakan krim topikal dengan probiotik.

Mempelajari mikrobioma di kondisi luar angkasa juga akan membantu para peneliti mengetahui lebih banyak tentang bagaimana astronot dapat dijaga tetap sehat dan siap menjalani misi jangka panjang ke Bulan dan Mars.

Penelitian ini telah dipublikasikan di Scientific Reports dan PLOS One.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/19/190400923/jaga-kesehatan-astronot-di-luar-angkasa-ilmuwan-teliti-mikrobioma

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke