Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi China: Gejala Parah Virus Corona pada Ibu Hamil Lebih Rendah

KOMPAS.com - Sebuah studi menunjukkan potensi risiko gejala virus corona, SARS-CoV-2 yang parah pada ibu hamil dinilai cukup rendah.

Studi itu dilakukan sejumlah ilmuwan China dan telah dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine pekan lalu.

Melansir South China Morning Post (SCMP), Senin (27/4/2020), studi ini menunjukkan risiko penyakit parah pada populasi wanita hamil di Wuhan adalah 8 persen.

Angka itu dibandingkan dengan risiko pada populasi penduduk secara umum yang mencapai 15,7 persen di seluruh China.

Dalam penelitian ini, ilmuwan mendasarkan studi tersebut pada catatan medis dari 50 rumah sakit di Wuhan, di mana wabah virus corona yang menyebabkan Covid-19 itu pertama kali dilaporkan.

Tidak ada kematian ibu hamil

Para ilmuwan memeriksa sebanyak 118 wanita hamil dengan Covid-19 dari 8 Desember 2019 hingga 20 Maret 2020.

Sebanyak 109 ibu hamil yang disampel itu memiliki gejala virus corona yang ringan dan sembilan orang di antaranya memiliki gejala parah.

Gejala paling umum yang dialami para ibu hamil ini adalah demam dan batuk, sedangkan enam orang dari sembilan orang ibu hamil menunjukkan gejala parah setelah mereka melahirkan.

Pada akhir penelitian, 109 orang ibu hamil telah dipulangkan, termasuk semua yang kondisinya telah diidentifikasi memiliki gejala parah atau kritis.

Meskipun tidak ada ibu hamil yang meninggal karena infeksi virus corona, namun ada sembilan bayi yang gagal mencapai masa persalinan.

Empat bayi harus diaborsi karena kekhawatiran ibu mereka terhadap Covid-19, tiga kasus keguguran dan dua kasus lainnya karena kehamilan ektopik.

"Sebanyak 68 dari 118 pasien yang melahirkan, 70 bayi (ada dua pasang kembar) selama masa studi. Terhitung 0,56 persen dari semua persalinan di Wuhan selama waktu ini," kata peneliti dalam makalah tersebut.

Dari 68 ibu hamil, sebanyak 5 pasien menjalankan operasi caesar dengan sebagian besar dikirim untuk menjalankan prosedur bedah karena kekhawatiran terhadap Covid-19.

Sebanyak 14 bayi lahir prematur, dan delapan bayi lahir dengan proses induksi.

Selanjutnya, swab tenggorakan diambil dari 8 bayi yang baru lahir dan sampel ASI dari tiga ibu dinyatakan negatif Covid-19.

Namun, pada Februari, seorang bayi di Wuhan, dinyatakan positif Covid-19 setelah 30 jam dilahirkan.

Pada bulan Maret, seorang bayi positif Covid-19 juga dilaporkan di London hanya beberapa menit setelah dilahirkan seorang wanita yang terinfeksi virus corona.

Kendati demikian, tidak diketahui bayi tersebut tertular virus corona dari ibu atau setelah melahirkan.

Sementara itu, pada bulan Februari para ilmuwan China menemukan di antara 47 pasien Covid-19 yang didiagnosis dengan infeksi virus corona parah dari 8-22 Februari, sebanyak 60 persen adalah laki-laki.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/27/160300723/studi-china-gejala-parah-virus-corona-pada-ibu-hamil-lebih-rendah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke