Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Efektif Hilangkan Corona di Udara, Ilmuwan Kembangkan LED Ultraviolet

KOMPAS.com - Pada beberapa penelitian, virus corona disebut berpotensi menyebar di udara dan sejumlah media lainnya. LED ultraviolet diklaim memiliki kemampuan untuk menghilangkan virus penyebab Covid-19 ini.

Covid-19 terus menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia. Hingga saat ini, tercatat ada 2 juta kasus pasien positif Covid-19 dan 126.757 orang meninggal akibat infeksi yang disebabkan virus SARS-CoV-2 tersebut.

Ilmuwan dan peneliti di dunia terus fokus menemukan cara untuk memerangi virus corona baru itu. Salah satunya yang dilakukan para peneliti di Solid State Lighting & Energy Electronics Center (SSLEEC) University of California Santa Barbara.

Melansir Science Daily, Rabu (15/4/2020), para peneliti ini mengembangkan LED ultraviolet yang dinilai memiliki kemampuan untuk mendekontaminasi permukaan dari virus corona.

Bahkan, tidak hanya itu, LED ultraviolet ini juga dapat mendekontaminasi udara dan air yang terpapar virus corona, SARS-CoV-2.

"Salah satu aplikasi utama adalah dalam situasi medis," kata peneliti materi doktoral Christian Zollner.

Penelitian ini dipusatkan untuk memajukan teknologi lampu LED ultraviolet untuk sanitasi dan tujuan pemurnian.

Akhir-akhir kekuatan sinar ultraviolet disebut dapat menonaktifkan virus corona baru. Teknologi sinar ultraviolet (UV) sudah sejak lama diketahui dapat menjadi desinfeksi.

Kendati demikian, dalam skala besar manfaat sinar ultraviolet dalam melawan virus corona ini belum ditunjukkan. Sinar ultraviolet ini menunjukkan banyak harapan dalam upaya menangani penyebaran Covid-19.

Perusahaan anggota SSLEEC di Seoul pada awal April melaporkan 99,9 persen virus corona penyebab Covid-19 dapat disterilisasi hanya dalam 30 detik dengan produk LED UV mereka.

Saat ini, teknologi ini sedang diadopsi untuk digunakan bidang otomotif untuk menggunakan LED UV yang dapat mensterilkan interior kendaraan.

Manfaatkan potensi sinar UV-C

Peneliti menegaskan tidak semua panjang gelombang sinar ultraviolet itu sama. Sinar UV-A dan UV-B, yakni dua jenis ultraviolet yang banyak terdapat di Bumi dari Matahari, memiliki kegunaan penting.

Namun, untuk UV-C yang langka adalah sinar ultraviolet pilihan untuk memurnikan udara dan air, serta untuk menonaktifkan mikroba. Sinar UV-C ini hanya dapat dihasilkan melalui proses buatan oleh manusia.

Zillner menjelaskan lampu UV-C dalam kisaran 260-285 nm yang paling relevan untuk teknologi desinfeksi saat ini juga berbahaya bagi kulit manusia.

"Jadi untuk saat ini, sebagian besar (UV-C) digunakan dalam aplikasi, di mana pada saat disinfeksi tidak ada kehadiran orang di sekelilingnya," kata Zollner.

Faktanya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan agar tidak menggunakan lampu desinfeksi ultraviolet untuk membersihkan tangan atau area kulit lainnya.

Bahkan, paparan sinar UV-C yang singkat dapat menyebabkan luka bakar dan kerusakan mata.

Sebelum pandemi Covid-19, para ilmuwan di SSLEEC ini sudah bekerja lebih dulu memajukan teknologi LED UV-C. Area spektrum elektromagnetik ini merupakan perbatasan baru untuk pencahayaan solid.

Sinar UV-C lebih umum dihasilkan dari lampu uap merkuri dan, menurut Zollner, banyak diperlukan kemajuan teknologi untuk menggali potensi LED UV dalam hal efisiensi, biaya, keunggulan hingga jangka waktu pemakaian produk ini.

Potensi UV-C bersihkan virus di ruang publik

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal ACS Photonics, para peneliti melaporkan metode yang lebih elegan untuk membuat LED ultraviolet ini. Terutama LED ultraviolet berkualitas tinggi yakni dari UV-C.

Menurut Zollner, menggunakan silikon karbida sebagai substrat memungkinkan pertumbuhan bahan semikonduktor UV-C berkualitas tinggi yang lebih efisien dan hemat biaya daripada menggunakan safir.

"Selain itu, silikon karbida jauh lebih murah daripada substrat aluminium nitrida. Sangat ideal dan membuatnya lebih ramah untuk produksi massal," jelas Zollner.

Munculnya pandemi Covid-19 telah menambah dimensi lain. Dunia tengah berlomba dengan waktu dan virus corona, dalam upaya mencari vaksin, terapi dan obat untuk penyakit ini.

Zollner menambahkan selain UV-C untuk keperluan sanitasi air, sinar ultraviolet ini juga dapat diintegrasikan ke dalam sistem yang menyala saat ruangan kosong.

"Ini (LED ultraviolet) akan memberikan solusi berbiaya rendah, bebas bahan kimia, dan nyaman untuk membersihkan paparan virus corona di ruang publik, ritel, pribadi, dan medis," katanya.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/15/160200923/efektif-hilangkan-corona-di-udara-ilmuwan-kembangkan-led-ultraviolet

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke