JAKARTA, KOMPAS.com - PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) terus berkomitmen menyelesaikan pembangunan sejumlah proyek yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan berkelanjutan atau recurring income.
Dua di antaranya adalah Summarecon Villaggio Outlets di Summarecon Emerald Karawang dan Summarecon Mall Bandung di kawasan Summarecon Bandung.
Perusahaan menargetkan pembukaan Summarecon Villaggio Outlets pada Kuartal III tahun 2023 dan Summarecon Mall Bandung pada awal 2024.
Direktur Utama SMRA Adrianto P Adhi menuturkan, fokus perusahaan saat ini adalah pada kinerja kedua mal setelah pembukaan.
"Kami menargetkan sekitar 70 persen hingga 75 persen occupancy rate mal, terutama Villaggio Outlets pada tahun pertama operasionalnya. Oleh karena itu pada tahun-tahun awal setelah pembukaan, kami melakukan banyak kegiatan promosi," tutur Adrianto menjawab pertanyaan Kompas.com, dalam paparan publik daring, Kamis (15/6/2023).
Baca juga: Bangun Hunian di IKN, Summarecon Fokus Siapkan Feasibility Study
Ketika target tercapai, menurutnya, sudah pasti pendapatan berkelanjutan pun akan meningkat, meskipun nominal pastinya tidak disebut.
Adrianto mengatakan, selain pembukaan mal baru, optimisme peningkatan recurring income ini juga berdasarkan pencapaian tahun 2022.
Semakin terkendalinya Covid-19 dan pelonggaran PPKM mengakibatkan peningkatan pendapatan yang signifikan di segmen bisnis ini yaitu sebesar 61 persen menjadi Rp 1,48 triliun, dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 918 miliar.
Pusat perbelanjaan yang tersebar di Jabodetabek masih menjadi penopang utama dari pendapatan berkelanjutan. Summarecon Kelapa Gading menghasikan pendapatan terbesar (46 persen), diikuti oleh Serpong (33 persen) dan Bekasi (21 persen).
"Prospek untuk pusat perbelanjaan juga masih akan terus membaik dengan terkendalinya Covid-19," imbuh Adrianto.
Sementara itu, secara umum dalam sepenuh tahun 2022, SMRA menunjukkan positif yang ditandai kenaikan sejumlah matriks keuangan.
Baca juga: Summarecon Mall Bekasi Tahap II Segera Dibangun
Untuk matriks pendapatan, misalnya, SMRA mencatat kenaikan 2,6 persen menjadi Rp 5,72 triliun dari sebelumnya Rp 5,57 triliun.
Pada matriks pra penjualan, tercapai angka sebesar Rp 4,95 triliun dengan kontribusi penjualan rumah masih mendominasi sebesar 75 persen yang berasal dari 8 kota terpadu (township) yang sudah dikembangkan.
Pada tahun yang sama pula, unit bisnis pengembangan properti menyumbang pendapatan sebesar Rp 3,53
triliun atau 62 persen dari total pendapatan Perseroan.