Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementerian PUPR Bangun Infrastruktur Food Estate di Empat Provinsi, Apa Saja?

Kompas.com - 06/04/2023, 19:29 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR melakukan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan food estate di Sumatera Utara (Sumut), Kalimantan Tengah (Kalteng), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.

Daerah-daerah tersebut diharapkan akan menjadi lumbung pangan baru di luar Pulau Jawa.

Mengutip informasi dari laman Kementerian PUPR pada Kamis (06/04/2023), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan, untuk Food Estate di Sumut, terletak di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Kini telah tersedia infrastruktur air baku (jaringan perpipaan primer dan sekunder) untuk lahan 1.000 hektare, di mana yang sudah siap untuk ditanami seluas 119 hektare.

"Dari 119 hektare, lahan yang sudah dimanfaatkan seluas 41,8 ha diantaranya ditanami bawang merah, bawang putih, cabai, kubis, jagung dan kentang oleh masyarakat," kata Basuki.

Baca juga: Papua Bakal Punya 10.000 Hektar Lahan Jagung Stok Food Estate

Selain itu, Kementerian PUPR juga telah melakukan land clearing di kawasan Taman Sains dan Teknologi Herbal (TSTH) seluas 72 hektare (dari rencana 200 hektare), beserta pembangunan fasilitasnya.

Antara lain gedung riset, mess karyawan, screen house dan infrastruktur kawasan, dengan progres 97,5% dan target selesai akhir April 2023, serta pembangunan Jalan Akses TSTH sepanjang 14,3 km, jalan akses food estate 8 km, dan 2 jembatan.

Beralih ke Food Estate di Kalteng, pada tahun 2021 Pemerintah merencanakan pengembangan seluas 43.000 hektare.

Kementerian PUPR telah mendukung penyediaan infrastruktur berupa jaringan irigasi rawa di Blok A seluas 43.000 hektare.

Penyediaan infrastruktur jaringan irigasi tersebut terdiri dari pekerjaan rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi rawa sepanjang 2.195 km, pembangunan pintu dan jembatan sejumlah 178 unit pintu air dan 60 unit box culvert, dan pembangunan, serta rehabilitasi Pintu Air DIR Dadahup Tahap 2 (SYC).

"Rehabilitasi Pintu Air DIR Dadahup Tahap 2 berupa pembangunan 1 pintu air primer, pembangunan 4 pintu air tersier, pembangunan 9 box culvert dan rehabilitasi 3 pintu air primer," tandas Basuki.

Kemudian untuk NTT, pengembangan food estate terdapat di Kabupaten Belu, Sumba Tengah, dan Sumba Timur.

Di Kabupaten Belu, pemanfaatan air dari Bendungan Rotiklot seluas 55 hektare, pemanfaatan air dari Bendungan Haliwen seluas 20 hektare, dan dari Bendungan Haekrit seluas 60 hektare.

"Juga ada pemanfaatan sumur air tanah sebanyak 23 lokasi untuk area seluas 230 hektare," imbuhnya.

Baca juga: Profil 5 Bendungan Paling Vital Jaga Ketahanan Pangan Indonesia

Sedangkan untuk di Kabupaten Sumba Tengah NTT, telah dilakukan peningkatan Jaringan Irigasi Embung Lokojange dengan luas layanan 260 hektare dan pemanfaatan air tanah lewat pembuatan sumur.

Sementara untuk di Sumba Timur, pengembangan lahan sorgum sangat didukung dengan ketersediaan air tanah yang banyak dan aktifnya para petani.

"Untuk itu salah satunya Kementerian PUPR bangun 4 titik sumur bor dan 50 titik sumur gali untuk melayani 389 ha lahan masyarakat di Desa Patawang," ujarnya.

Terakhir untuk food estate di Keerom, Papua, Basuki mengatakan, pada tahap pertama Kementerian PUPR mulai menyiapkan food estate di lahan eks-sawit seluas 3.000 hektare.

"Sejauh ini sudah dilakukan olah tanah siap tanam seluas 500 hektare, kalau ini dapat ditanami dengan baik baru dilanjutkan, karena ketersediaan airnya sangat cukup," pungkas Menteri PUPR itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com