Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bidik Rp 4,13 Triliun dari Right Issue, BTN Ekspansi KPR Sejuta Rumah

Kompas.com - 18/10/2022, 17:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membidik Rp 4,13 triliun dari penerbitan saham baru melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD), atau rights issue.

Aksi korporasi ini telah mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank BTN yang dilaksanakan Selasa (18/10/2022).

Penerbitan saham baru tersebut sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo menuturkan, dana ekspektasi right issue senilai total Rp 4,13 triliun tersebut dibagi menjadi sebanyak Rp 2,48 triliun merupakan penyertaan modal negara (PMN) dan sisanya sekitar Rp 1,65 triliun dari pemegang saham publik.

Baca juga: Incar Rp 1 Triliun, BTN Gelar Pameran Properti Serentak di 6 Kota

Haru memastikan, pasca-rights issue, persentase saham pemerintah tidak mengalami perubahan dan tetap menjadi pemegang saham pengendali.

Setelah dikurangi biaya-biaya, seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini akan digunakan untuk penyaluran kredit Perseroan dalam rangka mendukung Program Perumahan Nasional, khususnya Program Pemerintah Sejuta Rumah.

Menurut Haru, ada beberapa faktor yang melatarbelakangi rights issue. Pertama, kebutuhan perumahan Nasional masih sangat tinggi.

Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, backlog kepemilikan rumah pada tahun 2021 adalah sebesar 12,7 juta rumah tangga.

“Perseroan memiliki peran strategis dalam mempercepat penyelesaian backlog kepemilikan rumah melalui pemberian Kredit Pemilikan Rumah (KPR), khususnya kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR),” kata Haru.

Kedua, dalam rangka mempercepat penyelesaian backlog perumahan tersebut, perseroan menargetkan pembiayaan perumahan sebanyak 1,32 juta unit sampai dengan tahun 2025.

Selain menyediakan akses pembiayaan perumahan, perseroan juga akan bekerjasama dengan pengembang untuk membangun hunian yang terjangkau bagi generasi milenial.

Ketiga, perseroan terus mengembangkan bisnis dalam ekosistem perumahan, salah satunya melalui ekspansi bisnis di sepanjang rantai pasok perumahan dan mengembangkan ekosistem perumahan digital sebagai sumber pertumbuhan baru ke depannya.

Untuk mewujudkan rencana bisnis tersebut, perseroan membutuhkan peningkatan kapasitas dalam penyaluran kredit.

Adapun proyeksi bisnis Perseroan pada tahun 2025 di antaranya aset di atas Rp 550 triliun, kredit tumbuh di atas 14 persen dalam 5 (lima) tahun, ROE di atas 16 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) terjaga pada tingkat yang optimal untuk mendukung bisnis.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com