Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supaya Apartemen Tetap Diminati, Pengembang Harus Tahu Pasar Sasaran

Kompas.com - 13/10/2022, 15:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penjualan apartemen di Jakarta masih sepi peminat meskipun pengembang gencar meluncurkan berbagai produk baru.

Berdasarkan data Colliers Indonesia, jumlah kumulatif apartemen di Jakarta pada kuartal III-2022 mencapai 219.859 unit.

Angka tersebut naik 0,1 persen secara kuartalan atau 1,3 persen secara tahunan karena ketambahan Southgate Residence di Jakarta Selatan yang menyumbang 189 unit.

Sementara jumlah apartemen yang terserap pada kuartal III-2022 adalah 87,4 persen atau hanya tumbuh 0,2 persen secara kuartalan.

Kinerja kurang menggembirakan juga terjadi pada segmen apartemen servis, saat ini tercatat ada sebanyak 6.474 unit di Jakarta berkat dibukanya Citadines Sudirman Jakarta.

Bertambahnya pasokan tersebut membuat okupansi apartemen servis turun 1,5 persen secara kuartalan menjadi 59,8 persen.

Baca juga: Ini Lima Apartemen Tertinggi di Indonesia

Hal serupa juga diperlihatkan di riset Knight Frank Indonesia, dari total pasokan apartemen yang tersedia di Jakarta hingga Juni 2022 sebanyak 9.348 unit, hanya terisi 58,8 persen.

Itu artinya sekitar 5.496 unit apartemen yang sudah berpenghuni. Sedangkan 3,851 unit sisanya masih menanti penyewa.

Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Real Estat Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengatakan, masalah pajak pertambahan nilai (PPN) yang membuat harga rumah menjadi berkesan naik termasuk salah satu faktor penyebab pasar apartemen agak berat.

Selain itu, pengembangan rumah-rumah subsidi turut menyebabkan sebagian calon pembeli apartemen cenderung beralih ke pilihan itu.

Baca juga: Pasar Apartemen Tiarap, Sejumlah Pengembang Fokus Jual Rumah Tapak

Pengamat Properti Panangian Simanungkalit berpendapat bahwa pengembang dan pemerintah masih kalah cepat atau belum mampu mengedukasi masyarakat untuk memilih tinggal di apartemen.

Tak hanya itu, terlihat bahwa mayoritas pembelian apartemen hanya untuk tujuan investasi dan bukan untuk dihuni langsung oleh pemiliknya.

Lantas, apa solusinya?

Menurut Bambang, penjualan apartemen yang baru akan dibangun harus fokus ke target pasarnya.

"Harus ada captive market-nya, jadi saat apartemen dipasarkan sudah ada targetnya, pengembang harus punya kelebihan secara proyek," kata Bambang kepada Kompas.com, Rabu (12/10/2022).

Lanjutnya, pengembang wajib mempertimbangkan soal lokasi strategis apartemen agar calon konsumen tertarik membelinya dibandingkan rumah tapak.

Sementara itu, Panangian berpendapat bahwa pengembang apartemen harus bekerja sama dengan pemerintah untuk mengedukasi masyarakat agar berminat tinggal di apartemen.

"Misalnya pemerintah membuat sosialisasi bahwa tinggal di apartemen adalah solusi terutama untuk orang-orang yang tinggal di perkotaan. Bila perlu diberi insentif, misalnya tarif listrik yang lebih murah dan sebagainya," ucap Panangian kepada Kompas.com.

Kolaborasi ini bisa saling memberikan manfaat untuk kedua pihak, baik untuk pengembang, pemerintah, maupun masyarakat yang belum punya rumah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com