Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Listrik Naik, Harga Rumah Ikut Naik?

Kompas.com - 13/06/2022, 11:00 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah resmi menaikkan tarif dasar listrik (TDL) golongan rumah tangga R2 (3.500 VA hingga 5.500 VA), R3 (6.600 VA hingga ke atas), dan golongan sektor pemerintah (P1/6.600 VA, P2/200 KVA, P3/TR) per 1 Juli 2022.

Pengguna tegangan 3.500 VA ke atas lazim dipakai untuk rumah dengan konsumsi listrik besar yang dimiliki masyarakat kalangan menengah ke atas.

Lantas, apa dampaknya terhadap sektor perumahan?

Ketua Umum Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengatakan, kenaikan harga listrik tidak akan memengaruhi harga rumah.

"Tidak berpengaruh ke harga rumah. Harga rumah malah lebih bisa dipengaruhi oleh kenaikan harga material," jelasnya kepada Kompas.com, Senin (13/6/2022).

Baca juga: Kenapa Utilitas Listrik di Perumahan Lebih Rapi Dibandingkan Permukiman Umum?

Sebaliknya, harga rumah akan naik setelah program PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) selesai pada September 2022 mendatang.

"Hanya, naiknya tidak akan drastis. Akan naik apa adanya. Kan ya kita harus mengefisienkan biaya-biaya lainnya," tambah Totok.

Adapun menurutnya, tidak masalah jika diberlakukan kebijakan kenaikan tarif listrik 3.500 VA ke atas karena masyarakat yang menggunakan daya listrik tersebut tentu sudah lebih mampu.

Sedangkan kebutuhan listrik masyarakat untuk satu keluarga kira-kira hanya memerlukan daya listrik maksimal 2.200 VA.

Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum REI Bambang Ekajaya. Untuk rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) terpasang 900-1300 VA dan rumah harga Rp 1 miliar umumnya terpasang maksimal 2200 VA.

"Kelompok di atas itu yang secara market lebih dari 70 persen, bahkan saat ini bisa lebih dari 80 persen," kata Bambang kepada Kompas.com.

Baca juga: Filipina akan Punya PLTS Raksasa, Bisa Hasilkan Listrik 3.500 Megawatt

Dengan demikian kebijakan tersebut menyasar sekitar 20 persen rumah pelanggan PLN. Secara kuantitatif terlihat kecil, tetapi akan memberikan sumbangan cukup besar.

Meski di sektor properti relatif kecil pengaruhnya, namun tetap memberikan efek berkelanjutan yang memberatkan.

Selain itu, kenaikan harga minyak, biaya transportasi, material, pangan dan lainnya secara bersamaan memberatkan ekonomi masyarakat.

"Hal ini yang mengkhawatirkan akan membuat sektor properti stagnan, daya beli melemah dan minat pembeli terpengaruh," pungkas Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com