JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi daerah pesisir pantai dari pengikisan air laut (abrasi).
Apalagi terjadinya abrasi dapat membuat lebar pesisir pantai menyusut sehingga ruang yang tersedia bagi masyarakat pesisir kian sempit.
Salah satu material yang banyak dimanfaatkan untuk melindungi pesisir pantai dari ancaman abrasi adalah geobag.
Geobag merupakan wadah berbentuk bantalan yang terbuat dari jahitan kain geotekstik. Umunya jahitan berada di dua tempat, di mana salah sisinya dibiarkan terbuka untuk diisi oleh material tertentu.
Baca juga: Banjir Rob Pantura, Pemerintah Inventarisasi Tanggul dan Pasang Geobag
Biasanya geobag akan diisi oleh pasir, tanah, batu kerikil. Namun kebanyakan kontraktor menggunakan pasir karena dianggap bisa menjadi penghambat air yang baik.
Dikutip dari laman 360 Tech Info, geobag yang terdapat di pasaran umumnya berbahan woven, non woven, atau komposit.
Sebagai informasi, bahan woven adalah jenis geotekstil yang serat polyester sudah dianyam. Dari tampilannya seperti karung beras plastik dan biasanya berwarna hitam.
Sementara itu, bahan non woven adalah jenis geotekstil yang serta polyesternya tidak teranyam. Umumnya bahan non woven diproduksi berwarna putih.
Selain diletakan di pesisir pantai, geobag juga dimanfaatkan untuk melindungi tepi sungai terutama yang berada di lereng gunung.
Geobag juga kerap dimanfaatkan untuk membuat tanggul sementara ketika terjadi banjir di suatu daerah.
Proses pengisian geobag biasanya dilakukan di dekat lokasi penempatan. Namun harus dipastikan area pengisian tersebut benar-benar kering.
Baca juga: Sutarmidji Tak Setuju Rencana Basuki Bangun Geobag Atasi Banjir di Kalbar
Bila sudah diisi oleh material pasir atau batu, mulut geobag harus dijahit agar tak ada material yang keluar ketika dihantam ombak atau tekanan air.
Geobag harus ditutup dengan dua garis jahitan, yakni menggunakan jahitan jahitan rantai ganda. Jahitan akan ditempatkan minimal 2 cm dari bagian atas geobag.
Penggunaan geobag sangat disarankan karena dinilai lebih ramah lingkungan daripada proses konstruksi lainnya yang melibatkan campuran semen dan pasir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.