Pimpin Asia-Pasifik, Jepang Catat Transaksi Hotel Rp 8,43 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang Kuartal III 2021, Jepang memimpin aktivitas transaksi hotel di kawasan Asia-Pasifik dengan nilai sebesar 590 juta dollar AS atau Rp 8,43 triliun.

Sedangkan pada tahun lalu, volume transaksi hotel di Jepang hanya sebesar 168 juta dollar AS atau setara Rp 2,4 triliun.

Peningkatan transaksi hotel di Jepang salah satunya disumbang oleh akuisisi Torch Tower Tokyo Hotel oleh Mitsubishi Estate dan Tokyo Century Corporation sebesar 508 juta dollar AS atau Rp 7,26 triliun.

Hotel yang dibangun di distrik depan Stasiun Tokyo Nihonbashi ini rencananya tuntas tahun 2027.

Hotel mewah ini direncanakan memiliki 100 kamar yang menghadap ke Tokyo Skyline, mulai
lantai 57 hingga 61.

Director Research Savills Japan Tomotsugu Ichikawaga mengatakan, pasar perhotelan Jepang terus melaporkan catatan positif terkait perkembangan baru dan investasi.

Contohnya, MGM Resorts International bersama ORIX Corporation akan mengembangkan resor terpadu di negeri matahari terbit itu.

Baca juga: Cabang Ke-500 di Asia Pasifik, Hilton Hotel Resmi Buka di Nagasaki

"Misalnya, operator hotel berbasis di Amerika Serikat, MGM Resorts International bersama dengan ORIX Corporation berencana akan berinvestasi resor terpadu," jelas Tomotsugu dikutip dari laporannya, Selasa (2/11/2021).

Rencananya, resor terpadu tersebut akan dibangun di Pulau Yumeshima atau letaknya dekat Pelabuhan Osaka.

Diperkirakan, proyek resor terpadu membutuhkan nilai investasi sebesar 9,5 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 135 triliun.

Selain itu, SC Capital Partners juga mengumumkan akan mengakuisi hotel-hotel di Jepang yang terpukul keras akibat Pandemi Covid-19 dengan komitmen investasi 525 juta dollar AS atau Rp 7,5 triliun.

Pengembang yang berbasis di Singapura tersebut percaya bahwa industri pariwisata di Jepang akan pulih seiring dibukanya perjalanan domestik mapun mancanegara.

Secara keseluruhan, volume investasi hotel di Asia-Pasifik mengalami kenaikan 12 persen secara tahunan sebesar 2,2 miliar dollar AS atau ekuivalen Rp 3.145 triliun.