Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Deddy Herlambang
Pengamat Transportasi

Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (INSTRAN)

Terminal Bus dan Angkutan Umum Perlu Perubahan Radikal

Kompas.com - 21/06/2021, 21:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PERMASALAHAN angkutan jalan saat ini adalah kualitas pelayanan terminal yang terus menurun, sementara di sisi lain terjadi perubahan pola perjalanan masyarakat.

Tuntutan kualitas pelayanan transportasi umum meningkat seiring dengan peningkatan kualitas pendidikan dan perekonomian masyarakat.

Sayangnya, teknologi informasi yang memaksa perubahan manajemen transportasi angkutan umum ternyata kurang diimbangi oleh regulasi angkutan jalan.

Regulasi atau aturan angkutan jalan masih sulit berubah kendati moda lain sudah banyak melakukan perubahan.

Contohnya, masih banyak terjadi awak bus yang pendapatannya dibayar hanya berdasarkan persentase setoran harian kepada pengusaha angkutan umum.

Wajar jika hingga kini, pelayanan terminal bus masih mendapat stigma buruk di masyarakat.  

Bahwa di terminal masih banyak calo tiket, kumuh, kotor, bau, tindak kriminal (copet, pelecehan seksual), dan tidak steril untuk penumpang.

Kondisi seperti inilah yang mengakibatkan pengguna angkutan umum bus enggan datang ke terminal.

Terlebih terminal bus selalu berada di lokasi pinggiran kota yang sangat jauh aksesnya dari pusat kota.

Semakin jauh terminal bus dari pusat keramaian kota, menyebabkan masyarakat kesulitan mengaksesnya.

Bila menggunakan angkutan umum menuju ke terminal terlalu merepotkan karena mungkin harus transit beberapa kali.

Perlu diketahui, umumnya masyarakay bebergian jauh pasti membawa barang bawaan banyak yang tentunya memerlukan kemudahan untuk transit.

Bandingkan dengan moda kereta api yang letak stasiunnya berada di tengah kota, tentunya masyarakat akan lebih mudah dan nyaman datang, sehingga demand kereta api selalu meningkat tiap tahun.

Letak lokasi terminal bus dan bandar udara sama-sama di pinggiran yang jauh dari pusat kota, tetapi pesawat terbang jauh lebih cepat sampai ke tujuan dibandingkan moda angkutan umum bus walau menggunakan akses jalan tol.

Mengunakan pesawat dari Jakarta cukup waktu tempuh 1 jam menuju Solo, sedangkan menggunakan moda bus memerlukan waktu paling cepat 7 jam (via tol).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com