Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun PLTU Malinau, Waskita Manfaatkan Building Information Modelling

Kompas.com - 01/03/2021, 12:02 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Waskita Karya (Persero) Tbk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Malinau, Kalimantan Utara, dengan memanfaatkan teknologi Building Information Modelling (BIM).

PLTU yang ditujukan untuk mencukupi kebutuhan listrik masyarakat ini mulai dibangun pada 4 Oktober 2013 dengan kapasitas 2x3 MW selama 22 bulan dengan masa pemeliharaan 365 hari kalender.

PLTU milik PT PLN (Persero) ini mampu memproduksi 6 MW netto dan digunakan untuk memperbaiki faktor kelistrikan di Malinau.

Baca juga: 2018, Jalan Perbatasan Kalimantan Utara-Malaysia Tersambung

SVP EPC Division Purma Yose Rizal mengungkapkan, dalam pelaksanaan pembangunan saat itu, tim proyek PLTU Malinau 2x3 MW mengimplementasikan proses BIM.

"Dimulai dari pengambilan data lapangan menggunakan fotogrametri dan software pendukung lainnya," ujar Purma dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (01/03/2021). 

PLTU Malinau 2x3 MW ini secara optimal direalisasikan guna mengejar ketertinggalan dan menyejajarkan Kabupaten Malinau dengan daerah lain di Indonesia.Waskita Karya PLTU Malinau 2x3 MW ini secara optimal direalisasikan guna mengejar ketertinggalan dan menyejajarkan Kabupaten Malinau dengan daerah lain di Indonesia.
Proses ini kemudian dilanjutkan dengan pembuatan 3D model. Informasi 3D model tersebut kemudian dimanfaatkan untuk membantu memenuhi kebutuhan proyek.

Misalnya saja generate shop drawing, integrasi dengan jadwal pelaksanaan, quantity takeoff dan analisis struktur.

Tak hanya itu, untuk memudahkan kolaborasi, tim proyek juga memanfaatkan platform Common Data Environment (CDE) BIM 360.

Purma menyebut PLTU Malinau 2x3 MW ini secara optimal direalisasikan guna mengejar ketertinggalan dan menyejajarkan Kabupaten Malinau dengan daerah lain di Indonesia.

"PLTU ini juga dibangun untuk menunjang percepatan pembagunan di Kalimantan Utara. Karena sebelumnya pasokan listrik tidak sebanding dengan perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin maju," tuntas Purma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com