Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Indeks Harga Rumah Naik Tipis, Ini Penyebabnya

Sebagaimana merujuk Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia Triwulan II-2022 yang dilakukan terhadap sampel developer di 18 kota.

Meliputi Jabodebek dan Banten, Bandung, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Manado, Makasar, Denpasar, Pontianak.

Selanjutnya Banjarmasin, Bandar Lampung, Palembang, Padang, Medan, Batam, Balikpapan, Pekanbaru, dan Samarinda.

Hasil SHPR Bank Indonesia mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer secara tahunan meningkat terbatas pada Triwulan II-2022.

Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Triwulan II-2022 tercatat sebesar 1,72 persen (yoy), peningkatannya relatif terbatas dibandingkan triwulan sebelumnya yakni 1,77 persen (yoy).

Sedikit tertahannya kenaikan IHPR disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan harga pada tipe rumah kecil, yang tercatat sebesar 1,55 persen (yoy), lebih rendah dari sebelumnya 2,01 persen (yoy).

Namun peningkatan harga terpantau pada tipe rumah menengah dengan 2,37 persen (yoy) dan tipe besar 1,23 persen (yoy).

Indeks itu lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yakni, 2,18 persen (yoy) untuk tipe rumah menengah, dan 1,11 persen (yoy) untuk tipe rumah besar.

Secara spasial, pertumbuhan IHPR yang tetap tumbuh positif pada Triwulan II-2022 terutama ditopang oleh pertumbuhan indeks harga di kota Surabaya 1,87 persen (yoy), Bandar Lampung 1,40 persen (yoy), dan Makassar 1,55 persen (yoy).

Adapun secara triwulanan, IHPR pada Triwulan II-2022 juga terpantau sedikit melambat sebesar 0,40 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan Triwulan I-2022 yaitu 0,68 persen (qtq).

Melambatnya pertumbuhan harga properti residensial secara triwulanan disebabkan oleh perlambatan harga seluruh tipe rumah.

Terutama rumah tipe menengah yang hanya tumbuh sebesar 0,54 persen (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yakni 1,10 persen (qtq).

Selanjutnya, pertumbuhan indeks harga tipe rumah kecil dan besar pada Triwulan II-2022 masing-masing tercatat sebesar 0,34 persen (qtq) dan 0,33 persen.

Nilai tersebut lebih rendah dari triwulan sebelumnya yaitu 0,54 persen (qtq) untuk tipe rumah kecil, dan 0,39 persen (qtq) untuk tipe rumah besar.

Secara spasial, melambatnya IHPR primer secara triwulanan pada Triwulan II-2022 terutama disebabkan oleh melambatnya harga rumah di kota Yogyakarta 0,36 persen (qtq), Balikpapan 0,12 persen (qtq), dan Surabaya 0,43 persen (qtq).

Pada Triwulan II-2022, kenaikan inflasi komoditas bahan bangunan belum tertransmisikan secara penuh pada peningkatan IHPR secara tahunan.

Hal ini terindikasi dari laju Indeks Harga Konsumen (IHK) sub kelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan sebesar 3,17 persen (yoy), lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yakni 2,59 persen (yoy).

Sedangkan pertumbuhan IHPR secara tahunan terpantau masih relatif stagnan.

https://www.kompas.com/properti/read/2022/08/20/093000021/indeks-harga-rumah-naik-tipis-ini-penyebabnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke