Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Digelar Oktober, PON XX Papua Didukung Sejumlah Infrastruktur

Meski Indonesia masih dalam kondisi Pandemi Covid-19, gelaran akbar ini tetap dilaksanakan sebagaimana telah diputuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini diungkapkan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali usai rapat terbatas bersama Jokowi dan sejumlah menteri serta kepala lembaga, Selasa (13/07/2021)

"Bapak Presiden memutuskan tetap lanjut (digelar Oktober 2021), karena memang di dalam laporan yang disampaikan oleh para menteri, kemudian bapak gubernur dan ketua umum KONI pusat tadi memang kita masih bisa jalan," terang Zainudin.

PON XX Papua sempat mengalami penundaan pelaksanaan selama setahun. Padahal, gelaran olahraga tersebut semula dijadwalkan pada Oktober 2020.

Hal ini terjadi karena mengacu pada beberapa pertimbangan seperti penyelesaian pekerjaan fisik venue (arena) yang masih berlangsung sampai dengan sebelum Covid-19 dan akhirnya harus tertunda karena Pandemi Covid-19.

Selain itu, sebagian tenaga kerja yang melakukan pekerjaan konstruksi didatangkan dari luar Papua.

Hal lain yang menjadi pertimbangan penundaan PON XX Papua adalah soal pengadaan peralatan olahraga.

Pengadaan peralatan juga menjadi lebih sulit karena negara produsen juga terdampak Pandemi Covid-19.

Karena mempertimbangkan berbagai alasan tersebut akhirnya pelaksanaan PON XX Papua mengalami penundaan.

Sedianya, Kementerian Pekerjaaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memberikan beragam dukungan pada pelaksanaan PON XX Papua.

Mulai dari arena olahraga, rumah susun (rusun) untuk para atlet dan official, hingga peningkatan jalan.

Ini merupakan amanat dari Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2017 tentang Dukungan Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional XX dan Pekan Paralimpik Nasional XVI Tahun 2020 di Provinsi Papua.

Untuk dukungan olahraga, Kementerian PUPR membangun tujuh arena yang empat di antaranya telah tuntas dikerjakan dengan total anggaran hampir Rp 1 triliun atau sebesar Rp 967,5 miliar.

Keempat arena tersebut adalah Akuatik, Istora Papua Bangkit, Kriket, Hoki (indoor dan outdoor).

Arena Akuatik dan Istora Papua Bangkit dibangun di Kawasan Olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur.

Sementara Arena Kriket dan Hoki (indoor dan outdoor) berada di kompleks olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu.

Arena Akuatik dibangun dengan anggaran sebesar Rp 401 miliar oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

Sementara arena Kriket dan Hoki (indoor dan outdoor) dibangun di atas lahan seluas 133.509 meter persegi sebesar Rp 288,3 miliar oleh PT Nindya Karya (Persero).

Sebelum adanya Pandemi Covid-19, progres konstruksi keempat arena tersebut ditargetkan tuntas Juni 2020.

Bahkan, masing-masing arena mencatatkan capaian konstruksi signifikan yang melebihi target yang ditetapkan.

Sebut saja, arena Akuatik, dengan capaian konstruksi sebesar 77,9 persen pada awal tahun 2020. Padahal, pada waktu tersebut, seharusnya baru mencapai 59,3 persen.

Selanjutnya, Istora Papua Bangkit yang mencatatkan progres konstruksi sebesar 72 persen atau lebih cepat dari rencana awal 58,3 persen.

Hal serupa juga terjadi pada progres konstruksi di arena Kriket dan Hoki (indoor dan outdoor) yang mencapai 74,7 persen atau mengalami defiasi positif 6,5 persen dibandingkan target 68,2 persen.

Namun demikian, Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air membuat penyelesaian keempat arena harus mengalami penundaan.

Sebab, Gubernur, Bupati, Wali Kota, hingga pemangku kepentingan lainnya di Provinsi Papua bersepakat mengutamakan pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan Covid-19 terlebih dahulu.

Karena hal itu, Pemerintah akhirnya memperpanjang masa pelaksanaan pembangunan infrastruktur arena PON XX Papua, seiring dengan penundaan ajang tersebut hingga Oktober 2021.

Singkat cerita, empat arena tersebut akhirnya rampung secara keseluruhan pada Januari lalu dan telah diserahterima kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua bulan lalu atau Juni.

Kegiatan serah terima pengelolaan dilakukan agar arena yang tuntas dibangun dapat segera dimanfaatkan untuk mendukung PON XX Papua.

Ini bertujuan supaya Pemprov Papua dapat menggunakan arena untuk kegiatan turnamen olahraga, baik tingkat provinsi maupun nasional, usai digelarnya ajang olahraga yang digelar setiap empat tahun sekali itu. 

Bahkan, seluruh arena olahraga utama dari PON XX Papua telah mendapatkan sertifikasi dan penghargaan dai Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).

Arena Akuatik berhasil mendapatkan Sertifikat dari Federasi Renang Internasional (FINA) dan telah memenuhi standar Olimpiade.

Kolam di arena itu telah dilengkapi dengan peralatan dan sistem teknologi canggih seperti dindingnya menggunakan panel baja modular yang dilapisi membran PVC liner agar terhindar dari risiko kebocoran untuk jangka waktu panjang.

Kolam kompetisi ini juga dilengkapi dengan Automatic Moveable Bulkhead sehingga dapat dimanfaatkan untuk nomor pertandingan jarak pendek atau hanya berjarak 25 meter.

Bahkan, arena Kriket yang digunakan pada PON XX Papua menjadi arena kriket pertama di Indonesia yang memenuhi standar internasional.

Sementara Istora Papua Bangkit mendapatkan tiga rekor MURI untuk tiga kategori yakni struktur atap baja lengkung dengan bentang terpanjang, atap kubuah terluas tanpa baut, dan instalasi textile duct dengan lingkaran internal terpanjang.

Lantas, bagaimana dengan tiga arena olahraga lain yang digunakan untuk mendukung PON XX Papua?

Diketahui, tiga arena olahraga tersebut masih dalam tahap konstruksi yang dijadwalkan rampung pada akhir Juli mendatang.

Ketiga olahraga tersebut merupakan arena tambahan yakni, Sepatu Roda, Dayung, dan Panahan dengan progres terbaru secara keseluruhan mencapai 97,7 persen.

Adapun ketiga arena tambahan ini memakan anggaran sebesar Rp 128,2 miliar.

Untuk diketahui, pembangunan arena Sepatu Roda dibangun di atas lahan seluas 26.520 meter persegi dengan luas bangunan 6.067 meter persegi di daerah Bumi Perkemahan Waena, Kota Jayapura.

Beberapa sarana dan prasarana pendukung arena yang selesai dikerjakan seperti tribun berkapasitas 650 orang, sistem penerangan untuk lintasan 1.501 lux dan penerangan safe zone 449 lux, sistem tata suara, dan scoring board. 

Kemudian arena olahraga Dayung dibangun tidak jauh dari Jembatan merah Youtefa yang membentang di atas Teluk Youtefa.

Pekerjaan arena Dayung diawali dengan pembangunan pengaman pantai berupa reklamasi seluas 10.000 meter persegi oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA).

Selanjutnya di area reklamasi dibangun gudang perahu seluas 1.750 meter persegi, ponton modular 521 meter persegi, gangway 2 unit, dan 1 unit menara finish setinggi 14,4 meter.

Sementara di area perairan dipasang 1 unit menara start, 5 unit menara pantau, 8 unit penanda jarak, 8 unit pancang penahan, dan 2 unit obstacle canoe slalom.

Lintasan dayung dibangun sepanjang 2.200 meter dengan lebar 81 meter (9 lintasan) oleh kontraktor pelaksana PT Nindya Karya (Persero) dengan biaya Rp 16,9 miliar.

Sementara arena Panahan dibangun di kawasan kompleks olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura.

Arena ini dibangun di atas lahan seluas 40.863 meter persegi dan memiliki luas bangunan 1.217 meter persegi dengan lanskap pegunungan Cycloop yang menjadi daya tarik arena Panahan PON XX Papua.

Lokasi arena dilengkapi dengan lapangan bertanding seluas 10.100 meter persegi dan lapangan latihan seluas 8.207 meter persegi.

Tak hanya arena olahraga, Kementerian PUPR juga membangun infrastruktur lain untuk mendukung PON XX Papua.

Misalnya, enam wisma atlet di Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, dan Kabupaten Merauke, pembangunan jalan Telaga Ria-Khalkote-Dapur Papua di Kabupaten Jayapura sepanjang 5,16 kilometer dengan anggaran Rp 64,5 miliar.

Pembangunan wisma dan jalan tersebut telah rampung sejak tahun lalu.

Selain itu, dilakukan upaya peningkatan Jalan Merauke-Kuprik-Tanah Miring yang tuntas tahun lalu sepanjang 7,36 kilometer dalam mendukung kegiatan olahraga balap motor di Kabupaten Merauke senilai Rp 30,2 miliar.

Adapun tambahan infrastruktur lain yang telah tuntas dilaksanakan pada April-Oktober 2020 dengan biaya Rp 10,19 miliar berupa sistem drainase dan sanitasi.

https://www.kompas.com/properti/read/2021/07/27/200000321/digelar-oktober-pon-xx-papua-didukung-sejumlah-infrastruktur

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke