E-commerce Tumbuh Pesat, Shipper Operasikan 222 Gudang di 35 Kota

Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibanding Kuartal I-2021. Perusahaan hanya mengelola sekitar 161 gudang seluas 400.000 meter persegi.

Fenomena ini muncul karena e-commerce telah menjadi sektor utama dalam kegiatan ekonomi dan menciptakan permintaan yang sangat pesat terhadap layanan logistik pengiriman barang.

Berbagai penyedia jasa logistik mencatatkan peningkatan pengiriman barang hingga 30 persen semenjak adanya Pandemi Covid-19.

Menurut Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, nilai transaksi e- commerce pada tahun 2030 diproyeksikan mengalami peningkatan tajam.

E-commerce akan menguasai lebih dari 34 persen pasar digital Indonesia pada tahun 2030 atau menyumbang sebesar Rp 1.908 triliun.

Hal ini akan diikuti oleh industri turunannya yaitu pelaku bisnis kepada mitra usaha (business-to-business/B2B) sebesar Rp 763 triliun, dimana kegiatan logistik dan supply chain bakal masuk di dalamnya. 

Oleh karena itu, peningkatan kapasitas pergudangan perusahaan berbanding lurus dengan kebutuhan para klien korporasi yang memilih Shipper Indonesia sebagai operator pergudangan mereka.

"Ini tidak hanya dengan peningkatan arus barang dari sektor e-commerce saja," terang Co-Founder dan COO Shipper Indonesia Budi Handoko dalam keterangan tertulis, Kamis (15/07/2021).

Tak dimungkiri, Pandemi Covid-19 telah melemahkan banyak sektor perekonomian sehingga mendorong banyak korporasi untuk mencari solusi logistik yang lebih efisien agar mereka dapat bertahan dengan berfokus kepada kegiatan produksi dan pemasaran mereka.

Kegiatan operasional pergudangan Shipper Indonesia sendiri telah mendapatkan Sertifikasi Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2015.

Artinya, jaminan kualitas operasional merupakan salah satu bukti nyata perusahaan dalam meningkatkan kualitas pelayanan untuk menunjang kebutuhan logistik pelanggan yang kian bertambah.

Budi mengungkapkan, Shipper berkomitmen untuk memberikan pelayanan dan pengalaman logistik terbaik bagi pelaku usaha e-commerce maupun pelanggan korporasi dengan terus membangun jaringan dan solusi logistik digital terintegrasi.

Hal itu dapat dilakukan dengan berkolaborasi bersama mitra perusahaan melalui teknologi dan data.

"Dengan layanan Shipper, kami berharap untuk dapat menekan biaya logistik 15-20 persen bagi para pelangan kami,” tutup dia.