Parapuan.co - Agar pernikahan berjalan maksimal, kita akan berusaha mempersiapkan banyak hal.
Mulai dari prewedding, dekorasi, makanan, musik, dan masih banyak lagi.
Namun, ada baiknya persiapan pernikahan tak cuma soal perayaannya saja, Kawan Puan.
Persiapan kehamilan pun juga bisa kamu lakukan sebelum melangsungkan pernikahan.
Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Widoyo, ada satu hal yang tak kalah pentingnya.
Baca Juga: Ingin Adakan Acara Pernikahan di Tengah Pandemi? Perhatikan 4 Hal Ini
Hal penting itu yakni pemeriksaan prekonsepsi, yakni mengecek nutrisi dalam tubuh, periksa HB, dan memeriksa kesehatan lainnya.
Saat konferensi pers sosialisasi Peraturan Presiden (Perpres) Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting secara virtual, Jumat (3/9/2021) malam, Hasto menjelaskan tentang pentingnya pemeriksaan prekonsepsi.
"Saya sering mengkritik, kita terlalu banyak preweding-prewedding, sementara kita kurang memperhatikan prekonsepsi. Prekonsepsi yang murah hanya periksa HB, minum tablet tambah darah dan asamfolat, saya jamin ya, kalau di Puskesmas itu enggak lebih dari Rp20 ribu, tidak dikerjakan," kata Hasto seperti dilansir dari Tribunnews.
Ia mengatakan bahwa prekonsepsi dalam pernikahan juga sama pentingnya dengan prewedding yang dikerjakan dengan budget puluhan juta.
Padahal, prekonsepsi sama pentingnya namun banyak yang tidak mengerjakan.
Padahal ini penting dalam proses mulai dari sebelum hamil, sedang hamil hingga pasca melahirkan.
"Begitu juga kalau selama hamil, 5 juta kehamilan pertahun terkawal semuanya harapannya tidak banyak yang lahir dengan BB atau TB yang kurang dan tidak banyak yang lahir sebelum waktunya," ucap Hasto.
Tak hanya itu, prosesi pasca persalinan juga bisa terkawal dengan baik.
Di samping itu, pemberian Asi secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi merupakan langkah pencegahan stunting.
Baca Juga: Hampir Terjadi pada Setiap Pasangan, Inilah 5 Masalah Umum Pernikahan
"Karena, mestinya 6 bulan pertama itu tidak diberikan makanan lain kecuali diberikan asi eksklusif dan juga tentu harapannya setelah melahirkan bisa KB. Bisa mengikuti kontrasepsi karena selama ini tidak lebih 30 persen yang melahirkan segera menggunakan alat kontrasepsi," jelasnya.
Melansir Glenangles, Prekonsepsi bertujuan untuk mengenali dan memodifikasi risiko medis, perilaku dan sosial pada kesehatan atau hasil kehamilan.
Terlebih tidak sedikit perempuan yang kini hamil di usia 30 tahunan.
Perawatan biasanya mencakup pemeriksaan risiko, penilaian fisik, vaksinasi dan konseling.
Dari hasil pemeriksaan tentunya kamu akan lebih mengetahui kondisi tubuhmu dalam menghadapi kehamilan. (*)