KOMPAS.com - Serial orisinal Netflix asal Korea Selatan lagi-lagi menggemparkan publik.
Setelah sukses dengan serial Squid Game dan The Silent Sea, Netflix kembali hadirkan drama Korea menegangkan lewat All of Us Are Dead.
All of Us Are Dead tayang perdana pada Jumat (28/1/2022) sebanyak 12 episode.
Drama ini bercerita soal fenomena virus Jonas yang membuat pengidapnya berubah menjadi zombi.
Baca juga: 5 Fakta Menarik Drakor All of Us Are Dead, Tayang 28 Januari di Netflix
Virus tersebut menyebar pertama kali gedung SMA Hyosan. Para siswa pun harus berjuang mempertahankan hidup mereka dari serangan zombi.
Sukses jadi perbincangan hangat publik, berikut lima fakta di balik layar All of Us Are Dead garapan sutradara Lee JQ.
Sutradara Lee JQ mengungkap bahwa syuting dilakukan di sebuah studio.
Gedung sekolah SMA Hyosan sengaja dibuat oleh tim dengan lebar sepanjang 100 meter dan tinggi empat lantai.
Baca juga: 7 Fakta Menarik Drama All of Us Are Dead, Diadaptasi dari Webtoon Populer
"Kami membangun satu set sepanjang 100 meter. Bisa dibilang kami membangun gedung sekolah empat lantai," ucap Lee JQ.
Pemilihan warna seragam sekolah adalah salah satu hal yang paling diperhatikan oleh Lee JQ.
Agar warna darah terlihat sangat kontras, ia memilih warna hijau dan putih sebagai perpaduan seragam siswa SMA Hyosan.
"Darah merah kontras dengan seragam hijau mereka. Kami ingin menunjukkan intensitas pertunjukan lewat kontras warna itu," ucap Lee JQ.
Baca juga: Cerita Menarik Para Pemain Drama All of Us Are Dead di Lokasi Syuting
Mereka yang telah menjadi zombi akan memiliki gejala serupa yaitu menggerakan tubuh secara patah-patah.
Keseragaman gerakan para zombi bisa terwujud karena adanya koreografi.
All of Us Are Dead memiliki koreografer yang andal menciptakan gerakan akting.