Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ferry Maryadi dan Keluarga Positif Covid-19, Imbau untuk Tak Keluar Rumah

Kompas.com - 14/07/2021, 09:59 WIB
Firda Janati,
Tri Susanto Setiawan

Tim Redaksi

Berbeda dengan Deswita, fungsi indera perasa Ferry hilang lebih dulu daripada indera penciumannya.

Gejala itu terjadi setelah dua hari menjalani isolasi mandiri. Fungsi indera penciuman baru hilang saat hari ketiga isoman.

Rajin cek saturasi

Setiap malam, Ferry dan Deswita menyempat diri untuk mengecek saturasi oksigen menggunakan oximeter.

Menurut Deswita, oximeter sangat berguna untuk pasien Covid-19 yang sedang menjalni isolasi mandiri di rumah.

"Kita selalu cek saturasi ya pakai oximeter, bagus banget untuk yang kena covid, kita sarankan punya oximeter di rumah," ujar Deswita.

Desiwa berujar, apabila saturasi oksigen di bawah 95, diharuskan untuk segera dibantu dengan oksigen atau ambil tindakan ke rumah sakit.

Anak dinyatakan positif

Karena termasuk OTG dan tidak mengetahui dirinya tertular, Ferry sempat tidur malam bersama anaknya, Kabay, yang berusia 6 tahun.

Saat dites, Kabay masih negatif Covid-19. Setelah empat hari, Kabay kembali menjalani tes swab PCR.

Hasilnya, Kabay positif terinfeksi Covid-19. Ia pun segera isolasi mandiri bersama kedua orangtuanya.

Ferry lalu mengingatkan sang putra agar tidak panik apabila gejala hilang indera penciuman dan perasa juga terjadi padanya.

"Tapi nanti kalau Abay enggak bisa nyium wangi atau enggak bisa ngerasain, jangan panik ya, jangan takut ya, karena itu memang biasa," ucap Ferry.

Ingatkan tolak undangan

Telah merasakan sendiri bagaimana virus corona menyerang tubuhnya, Ferry berpesan agak masyarakat tidak keluar rumah.

Ayah dua anak itu juga menyarankan untuk menolak berbagai macam undangan yang digelar di masa pandemi.

"Sudah bilang saja masih pandemi, kalau kita kena covid, mereka enggak akan mau nganter ke rumah sakit," ucap Ferry.

Selain itu, Ferry mengingatkan agar tidak lengah menjaga protokol kesehatan meskipun telah mendapat vaksinasi Covid-19.

Sebab, kata Ferry, vaksin bukan membuat seseorang kebal terhadap virus corona. Tetapi merupakan bentuk ikhtiar.

"Jangan pernah menganggap vaksin itu membuat kita kebal. Itu salah besar. Vaksin covid tidak akan membuat kebal, hanya meminimalisir gejala," kata Ferry.

"Jadi yang belum vaksin covid, silahkan melaksanakan. Kalau yang sudah, menjaga jarak, prokes yang pasti," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com