JAKARTA, KOMPAS.com - Gitaris Fajar Endra Taruna alias Jarwo akhirnya buka suara soal rumor bubarnya band NAIF.
Melalui kanal YouTube Jarwo Fekgitar, Jarwo bicara panjang lebar mengenai NAIF.
Mulai dari adanya pertemuan sebelum pandemi, bongkar kronologi percakapan hengkangnya Emil dan Pepeng hingga ogah tanda tangani surat pembubaran NAIF.
Kompas.com merangkum beberapa hal yang disampaikan Jarwo sebagai berikut.
Jarwo mengakui, ada pertemuan antar personel NAIF dengan manajemen sebelum pandemi covid-19. Hanya saja pertemuan itu membahas soal mematenkan nama NAIF.
“Jadi gini, awalnya tuh kami, NAIF personel empat orang, David, Emil, pepeng dan Jarwo bersama manajemen. Kami mengadakan sebuah pertemuan, ini sebelum pandemi," tutur Jarwo seperti dikutip Kompas.com, Kamis (20/5/2021).
Baca juga: Jarwo Angkat Suara soal Nasib NAIF, Singgung Pertemuan Antar Personel
"Kami banyak sih agendanya, salah satunya kami ngomong HAKI. Ini tahun 2019, sebelum pandemi, salah satunya itu mematenkan brand NAIF, dari logo turun-turunannya bidang usaha apa aja,” ujar Jarwo lagi.
Hingga akhirnya, disela-sela perbincangan tersebut timbul celetukan ihwal masa depan NAIF.
“Terus terjadi wacana perbincangan, akhirnya menelurkan apa yang menjadi ramai sekarang ini,” ucap Jarwo.
Jarwo kemudian membongkar percakapan lewat pesan singkat saat Emil dan Pepeng mengundurkan diri dari NAIF.
“Emil di grup Whats App NAIF, Emil posting ‘guys, udah saatnya gue mengundurkan diri dari grup ini, terima kasih atas petualangan segala blablabla’. Gue Whats App lah dia, ‘Bro ada apa ini’,” kata Jarwo.
Baca juga: Jarwo Bongkar Kronologi Emil dan Pepeng Mundur dari NAIF
Hanya berselang beberapa hari, Jarwo kembali menerima pesan bahwa Pepeng juga ikut hengkang.
“Ternyata keesokan harinya Pepeng di grup bilang, ‘guys, gue udah nelpon Emil nih begini-gini’. Dan akhirnya dia memutuskan mengundurkan diri dari NAIF. Kalau enggak salah, seminggu setelah Emil menyatakan mengundurkan diri,” tutur Jarwo.
Jarwo juga mengungkapkan perihal adanya surat pembubaran NAIF yang harus ditandatanganinya.
Namun, Jarwo enggan menandatangani surat itu. Pasalnya, ia merasa janggal lantaran surat tersebut dibuat oleh manajeman yang sudah mundur dari NAIF.