Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Perjalanan Karier Soleh Solihun di Majalah Playboy

Kompas.com - 30/10/2020, 10:53 WIB
Ady Prawira Riandi,
Andika Aditia

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Komika Soleh Solihun sempat merasakan bekerja sebagai wartawan di majalah Playboy.

Kehadiran Playboy pada saat itu mendapat sorotan lantaran kerap dianggap sebagai majalah porno.

Di tengah pertanyaan apakah majalah Playboy sebuah produk jurnalistik atau bukan, Soleh Solihun berhasil memberikan bukti sahih.

Ia mendapat penghargaan Adiwarta pada tahun 2006 saat masih berseragam Playboy.

1. Arti Adiwarta

Adiwarta sangat berarti bagi Soleh Solihun untuk membungkam kritikan orang-orang yang menyangsikan eksistensi Playboy. 

Baca juga: Kerja di Majalah Playboy, Soleh Solihun: Nyokap Gue Ikut Demo Menentang

Penghargaan tersebut bahkan mampu menjadi bukti bahwa Playboy adalah sebuah media massa yang sudah mengantongi izin dari Dewan Pers Indonesia.

"Ketika gue menang penghargaan, gue bisa bilang kepada orang-orang yang menyangsikan bahwa Playboy bukan produk jurnalistik (bahwa) ini tulisan wartawan Playboy," kata Soleh dalam acara Beginu Kompas TV.

Apalagi, saat itu salah satu dewan jurinya adalah Effendi Gazali yang termasuk menentang kehadiran Playboy di Indonesia.

2. Izin orangtua bekerja di Playboy

Soleh Solihun selalu meminta izin ketika akan berpindah tempat kerja, termasuk saat dari Trax menuju Playboy.

Saat itu, Playboy juga menuai pro dan kontra karena kontennya dianggap berbau pornografi.

"Bokap gue nanya gini, 'tapi itu bukannya majalah telanjang?', 'enggak kok di Indonesia enggak telanjang, sama saja kayak majalah lain, masih pakai bikini'," jawab Soleh. 

Baca juga: Pernah Jadi Jurnalis Majalah Playboy, Soleh Solihun Dapat Penghargaan Adiwarta

Akhirnya Soleh Solihun berhasil mendapatkan restu dari orangtua untuk bekerja di majalah Playboy.

3. Ibunya pernah ikut demo menentang Playboy

Walau sang anak bekerja di majalah Playboy, ibu Soleh Solihun pernah mengikuti demo menentang kehadiran majalah dengan logo kelinci tersebut.

"Walaupun nyokap gue yang ikut demo, nyokap gue laporan, waktu ada demo menentang Playboy, dia ikut," ucap Soleh.

Beruntung masalah itu tak merembet jauh dan malah merugikan Soleh Solihun di tempat kerjanya.

Baca juga: Soleh Solihun Tak Pernah Berencana Jadi Stand Up Comedian

Majalah Playboy Indonesia tak bertahan lama.

Edisi perdanaya terbit pada 7 April 2006 dan akhirnya harus tutup pada Maret 2007.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com