Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2020, 09:59 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Kistyarini

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penulis novel ternama Dewi Lestari, berbicara tentang aspek penting yang perlu dikuasai untuk para calon penulis andal.

Dewi membagikan semua itu dalam konferensi pers virtual kompetisi Kwikku.com, Sabtu (29/8/2020).

Kompas.com merangkumnya sebagai berikut.

Baca juga: Dewi Lestari Serukan Jangan Unggah Buku PDF Ilegal

Penguasaan menulis cerita dan konsistensi

Perempuan yang akrab dipanggil Dee ini menyebut penguasaan menjadi hal yang penting dalam menulis cerita.

"Karena itu akan langsung menunjukkan di grade mana penulis tersebut," kata Dewi Lestari.

Dewi juga menuturkan pentingnya cara mengeksekusi ide dengan tempo dan jalan cerita yang menarik.

Baca juga: Profil Dewi Lestari, Penulis dan Penyanyi Kenamaan Tanah Air

Penulis yang juga penyanyi ini menganggap konsistensi agar produktif menulis cerita pun dibutuhkan.

"Kalau bisa dalam waktu dua tahun sekali atau satu tahun sekali lebih bagus lagi, kita terus berkarya. Karena sebetulnya itu adalah kunci untuk mendapatkan basis pembaca yang royal," tutur Dewi Lestari.

Yang tak kalah pentingnya adalah struktur cerita.

Baca juga: Hal yang Perlu Dikuasai Penulis Menurut Dewi Lestari

"Ini berhubungan dengan tempo. Apa sih yang membuat kita terus menerus membaca, pengin membalik halaman. Itu biasanya datangnya dari struktur yang rapi. Dia tahu bagaimana menempatkan adegan, tempo, bercerita dan sebagainya," jelas Dewi Lestari.

Melewati masa writer's block

Sebagai penulis novel yang sarat pengalaman, Dewi Lestari mengerti betul banyak penulis yang menemui kondisi kebuntuan saat membuat karya.

Menurut Dewi Lestari, istilah writer's block jargon terlalu cepat digunakan oleh para penulis ketika mengalami kesulitan.

Baca juga: Tips Hadapi Writers Block ala Dewi Lestari

"Padahal kalau kita lihat lebih dalam lagi, saya merasa kesulitan penulis itu biasanya berasal dari dua hal, jenuh dan kesulitan teknis," kata Dewi Lestari.

Kata Dewi Lestari, dua faktor ini kadang-kadang suka tercampur aduk dan penulis menyebutnya sebagai writer's block.

"Sehingga ada semacam sakralitas kalau ada writer's block, 'Oh saya harus berhenti, berarti saya enggak bisa nerusin, berarti karya ini enggak bagus', dan sebagainya," tutur Dewi Lestari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com