Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah "Cidro".
Lagu tersebut begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan.
Sejak saat itulah, Didi Kempot mulai sering menulis lagi bertema patah hati.
Pada 1993, Didi Kempot mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan.
Baca juga: Didi Kempot Meninggal Dunia, Bagaimana Nasib 2 Konsernya?
Lagu "Cidro" yang ada dalam album pertamanya sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname.
Tak lama setelahnya, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di benua Eropa.
Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda.
Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, tepatnya 1999, dia merilis lagu "Stasiun Balapan".
Baca juga: Gofar Hilman: Didi Kempot Tidak Tahu Dia Seorang Legenda
Semasa hidup, Didi Kempot telah merilis sekitar 700 lagu, baik yang dirilis maupun yang tidak.
Meski lagu-lagu tersebut kebanyakan menggunakan Bahasa Jawa, tidak mengurangi penggemar-penggemarnya dari kalangan milenial.
Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer.
Baca juga: Didi Kempot Meninggal, Inul Daratista: Karya Besarmu Akan Jadi Kenangan Indah
Namanya kembali meroket setelah mengeluarkan lagu Kalung Emas pada 2013 lalu.
Pada 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki".
Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.
Atas karya-karyanya, Didi Kempot berhasil memperoleh banyak penghargaan.
Baca juga: Sebelum Meninggal, Didi Kempot Sempat Minta Lagu Wis Cukup Diterjemahkan dan Dirilis Ulang