Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perjalanan Karier Mendiang Didi Kempot, Sang Legenda Campursari

Didi kempot diketahui mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 07.30 WIB dalam usia 53 tahun.

Banyak sekali karya dari legenda musik campursari yang bernama lengkap Dionisius Prasetyo itu.

Lagu-lagunya sangat popular di berbagai kalangan.

Termasuk anak muda dari berbagai daerah yang menyebut diri mereka sebagai Sadboys dan Sadgirls yang tergabung dalam "Sobat Ambyar".

Berikut Kompas.com merangkum perjalanan karier mendiang Didi Kempot:

Memulai karier sebagai musisi jalanan

Didi Kempot memulai kariernya pada  1984 sebagai musisi jalanan.

Bermodalkan ukulele dan kendhang, Didi Kempot kala itu mulai mengamen di kota kelahirannya di Surakarta, Jawa Tengah.

Hal itu ditekuninya selama tiga tahun, dari 1984 hingga 1986.

Mengadu nasib di Jakarta

Setelah itu, pada 1987 hingga 1989, Didi Kempot mengadu nasib datang ke Jakarta.

Ia kerap berkumpul dan mengamen bersama teman-temannya di daerah Slipi, Palmerah, Cakung, maupun Senen.

Nama panggungnya merupakan singkatan dari Kelompok Pengamen Trotoar, grup musik asal Surakarta yang membawa ia hijrah ke Jakarta.

Sembari mengamen di Ibu Kota, Didi beserta temannya mencoba menitipkan kaset rekaman ke beberapa studio musik di Jakarta.

Setelah beberapa kali gagal, akhirnya mereka berhasil menarik perhatian label Musica Studio's.

Hingga pada 1989, Didi Kempot mulai meluncurkan album pertamanya.

Salah satu lagu andalan di album tersebut adalah "Cidro".

Lagu tersebut begitu menyentuh hingga membuat pendengar terbawa perasaan.

Sejak saat itulah, Didi Kempot mulai sering menulis lagi bertema patah hati.

Awal kesuksesan di kancah Internasional

Pada 1993, Didi Kempot mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan.

Lagu "Cidro" yang ada dalam album pertamanya sukses meningkatkan pamornya sebagai musisi terkenal di Suriname.

Tak lama setelahnya, Didi Kempot lanjut menginjakkan kakinya di benua Eropa.

Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda.

Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, tepatnya 1999, dia merilis lagu "Stasiun Balapan".

Kepopuleran meroket

Semasa hidup, Didi Kempot telah merilis sekitar 700 lagu, baik yang dirilis maupun yang tidak.

Meski lagu-lagu tersebut kebanyakan menggunakan Bahasa Jawa, tidak mengurangi penggemar-penggemarnya dari kalangan milenial.

Kembalinya Didi Kempot ke Indonesia ternyata membuat kariernya semakin populer.

Namanya kembali meroket setelah mengeluarkan lagu Kalung Emas pada 2013 lalu.

Pada 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki".

Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.

Sabet banyak penghargaan

Atas karya-karyanya, Didi Kempot berhasil memperoleh banyak penghargaan.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2001 sebagai Penyanyi Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2002 sebagai Artis Solo/Duo/Group/Kolaborasi Terbaik dan Album Terbaik.

Penghargaan Anugerah Dangdut TPI pada tahun 2002 kategori Lagu Dangdut Etnik Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2003 kategori Karya Produksi Tradisional Terbaik.

Masih di tahun yang sama, ia mendapat penghargaan Anugerah Dangdut TPI pada 2003, kategori Penyanyi Rekaman Lagu Dangdut Etnik Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2010 kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2011 kategori Karya Produksi Lagu Berbahasa Daerah Terbaik.

Penghargaan di Anugerah Musik Indonesia pada 2013 kategori Solo, Duo/Grup Dangdut Berbahasa Daerah.

Pada tahun lalu, Didi Kempot mendapatkan Penghargaan Khusus Maestro Campursari dari Indonesia Dangdut Awards pada tahun 2019. 

https://www.kompas.com/hype/read/2020/05/05/113857866/perjalanan-karier-mendiang-didi-kempot-sang-legenda-campursari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke