Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Shaggydog saat Gabung ke Label Besar, Takut Dicap 'Jual Diri' oleh Komunitas

Tajuk itu ini berasal dari angka ulang tahun 23 dan tema reload (memuat ulang).

Konser sendiri disiarkan secara live streaming di situs panggungdigital.id dan doggyhouserecords.com, pada Sabtu (27/6/2020) malam.

Acara tak hanya diisi oleh konser, Shaggydog juga menyelipkan beberapa talk show bersama beberapa individu yang sempat berkelindan dengan kegiatan Shaggydog selama 23 tahun ke belakang mulai dari mantan manajer sampai ke mereka yang pernah bekerjasama.

Selain itu, juga ada selingan pemutaran dokumentasi video konser era awal Shaggydog.
Di salah satu sesi talk show, Shaggydog menceritakan bagaimana proses bandnya bisa dikenal luas.

Padahal, pada awalnya Shaggydog hanya berkutat pada komunitas underground dan dari gigs ke gigs.

"Dulu kami bermain di dunia permusikan underground, kami kan segmentasi sekali, nah dulu ada istilah sell out (berkhianat), istilahnya menjual diri kalau gabung ke label yang lebih besar, tapi kan bagi kami musik kan diperdengarkan sama siapa saja, enggak kalangan tertentu saja," ucap Memet mantan manajer Shaggydog.

Hal senada juga dilontarkan oleh gitaris Shaggydog, Richard.

Meski sempat dikhawatirkan musiknya akan berubah, Richard yakin Shaggydog punya pendirian kuat.

"Soalnya kan kami kalau mau memperkenalkan musik ke lebih luas yang harus masuk ke hal yang lebih luas. Walaupun sempat ada kekhawatiran, kami akan lebih pop, tapi nyatanya enggak, kami tetap dengan gaya musik sendiri," ucap Richard.

Selama konser, Shaggy Dog total membawakan 12 lagu milik mereka.

Di antaranya adalah "Kembali Berdansa", "Kere Hore", "Putra Nusantara", "Jalan - Jalan", "Pulau Impian", "From the Doc to the Dog", "Koboi Kota", "Ambilkan Gelas", dan "Honey".

Shaggy Dog membuka penampilan dengan lagu "Kembali Berdansa" dan menutupnya dengan lagu "Di Sayidan".

Shaggydog sendiri berdiri pada 1 Juni 1997 di Sayidan, sebuah kampung yang terletak di pinggir sungai di tengah kota Yogyakarta.

Shaggydog yang digawangi Heru (vocal), Richard (guitar), Raymond (guitar), Bandizt (bass), Lilik (keyboard), dan Yoyo (drum) ini bergenre ska dan rocksteady.

Shaggydog tercatat pernah berkolaborasi dengan label mainstream, yakni EMI Music Indonesia.

Kolaborasi ini akhirnya menghasilkan album ketiga Shaggydog dengan judul Hot Dogz.

Lagu-lagu Shaggydog tak hanya diperdengarkan di Indonesia, tetapi juga negara Asia lainnya dan Eropa.

Shaggydog pernah berkesempatan untuk rekaman secara live di studio Wissellord, yang notabene adalah studio rekaman yang pernah digunakan oleh band-band papan atas seperti The Police, Metallica, dan Mick Jagger.

https://www.kompas.com/hype/read/2020/06/28/002110166/cerita-shaggydog-saat-gabung-ke-label-besar-takut-dicap-jual-diri-oleh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke