Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2022, 21:20 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan hama tanaman perlu diwaspadai dan segera dikendalikan. Sebab, hama tidak hanya dapat merusak tanaman, namun juga bisa membuat tanaman mati.

Hama yang kerap menyerang tanaman kelapa atau kelapa sawit adalah kumbang badak atau kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros).

Dilansir dari laman Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Minggu (20/2/2022), kumbang tanduk dewasa berukuran 40-50 mm, berwarna coklat kehitaman, pada bagian kepala terdapat tanduk kecil.

Baca juga: Cara Menggunakan Wol Baja untuk Mencegah Hama Masuk ke Rumah

Ilustrasi kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros). SHUTTERSTOCK/LUKAS_VEJRIK Ilustrasi kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros).

Pada ujung perut kumbang tanduk betina terdapat bulu-bulu halus, sedangkan pada kumbang jantan tidak berbulu. Kumbang menggerek pupus yang belum terbuka mulai dari pangkal pelepah, terutama pada tanaman muda di area peremajaan.

Gejala serangan kumbang tanduk

Gejala serangan hama kumbang tanduk adalah tampak guntingan-guntingan atau potongan-potongan pada daun yang baru terbuka seperti huruf “V."

Gejala ini disebabkan kumbang menyerang pucuk dan pangkal daun muda yang belum membuka yang merusak jaringan aktif untuk pertumbuhan. Serangan ini dilakukan oleh serangga jantan maupun betina.

Apabila titik tumbuh yang terserang, maka pohon kelapa atau kelapa sawit akan mati karena titik tumbuh tidak dapat menghasilkan daun. Kumbang tanduk ini bisa menimbulkan masalah di area replanting maupun di area tanaman tua.

Baca juga: Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman Pare serta Penanggulangannya

Tanaman kelapa mati atau lapuk serta sampah dan kotoran ternak merupakan tempat yang disukai oleh kumbang tanduk untuk berkembang biak.

 

Cara mengendalikan kumbang tanduk

Dikutip dari laman Cybex Kementerian Pertanian RI, ada beberapa cara mengendalikan hama kumbang tanduk pada tanaman kelapa, antara lain sebagai berikut.

Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa. PIXABAY/PEXELS Ilustrasi tanaman kelapa, pohon kelapa.

1. Meletakkan garam di pucuk pohon kelapa

Metode tersebut dilakukan dengan cara menyiapkan dua genggam garam, setelah itu dimasukkan ke dalam plastik yang permukaannya telah diberi beberapa lubang.

Bagian atas plastik dibiarkan terbuka sehingga ketika hujan, air akan bercampur garam dan mulai menetes melalui lubang plastik tersebut.

Baca juga: Cara Membasmi Hama Ulat Tanaman dengan Sabun Cuci Piring

2. Meletakkan karbon baterai bekas, irisan jengkol atau daun tembakau di pucuk pohon

Anda dapat mengganti garam dengan tembakau atau jengkol. Sebab, banyak petani percaya bau tidak sedap yang dihasilkan tembakau atau jengkol dapat mengusir kumbang tanduk.

3. Memasang jebakan lampu

Metode tersebut dilakukan dengan cara di sekitar lampu diletakkan baskom yang berisi air sabun. Kumbang badak yang aktif di malam hari akan mencari sumber cahaya, lalu kumbang akan tergelincir ke dalam baskom.

4. Menggunakan insektisida sistemik

Salah satu alternatif untuk menghilangkan kumbang badak adalah dengan menggunakan insektisida sistemik karena mobilitas (pergerakan) kumbang badak yang tinggi.

Penggunaan insektisida sistemik dilakukan dengan cara mengebor batang kelapa sedalam 10 cm. Lubang bor dibuat dengan kemiringan 45 derajat agar tidak tumpah, satu pohon cukup diberi satu lubang bor.

Baca juga: Perhatikan, Ini Hama yang Sering Menyerang Pohon Lemon dan Solusinya

Kemudian, suntikkan 10­ hingga 15 cc insektisida ke lubang bor tersebut. Setelah itu lubang bor bisa ditutup dengan lilin atau tanah liat.

5. Menggunakan virus Baccolovirus oryctes dan cendawan Metaresium anisopliare

Virus Baccolovirus oryctes dan cendawan Metaresium anisopliare bisa diandalkan untuk mengatasi serbuan kumbang badak. Baccolovirus oryctes diteteskan dalam mulut kumbang badak yang telah dipuasakan selama sehari semalam.

Virus tersebut mematikan kumbang badak dengan menurunkan nafsu makannya. Seminggu setelah virus menyebar tubuh kumbang serangga tersebut akan mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com