Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catat, 5 Kesalahan Umum Merawat Anggrek di Dalam Ruangan

Kompas.com - 06/09/2021, 15:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Cmac

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggrek adalah salah satu tanaman bunga paling populer. Banyak pemilik rumah mengagumi kecantikan bunga anggrek dan membawanya ke dalam ruangan sebagai elemen dekorasi.

Namun demikian, ada beberapa kesalahan umum yang kerap dilakukan saat merawat tanaman bunga anggrek di dalam ruangan. Pada akhirnya, kesalahan ini dapat mengganggu kesehatan tanaman anggrek dan akhirnya mati.

Dilansir dari Cmac, Senin (6/9/2021), berikut beberapa kesalahan merawat anggrek di dalam ruangan dan solusinya menurut pehobi dan pebudidaya anggrek profesional Ken Siew.

Baca juga: Pupuk Alami untuk Anggrek, Bisa Merangsang Pertumbuhan Akar dan Tunas

1. Paparan sinar matahari terlalu banyak

Anggrek adalah tanaman yang menyukai naungan dan Anda tidak boleh membiarkannya terkena sinar matahari terlalu banyak. Kerusakan pada tanaman anggrek akan terjadi terkena langsung di bawah sinar matahari yang terik.

Misalnya, anggrek bulan tumbuh paling baik di bawah sinar matahari tidak langsung dan yang terbaik adalah menempatkannya di jendela yang menghadap ke selatan atau timur.

Solusi utamanya adalah menempatkan anggrek Anda di lokasi yang teduh di dalam rumah atau di teras rumah.

Anda juga bisa menggunakan kain peneduh yang dapat dibeli di toko tanaman. Kain ini biasanya ditopang oleh bingkai untuk memberikan naungan bagi anggrek dari atas.

Baca juga: 5 Media Tanam yang Cocok untuk Tanaman Anggrek

Kehadiran pohon atau bangunan di satu atau lebih sisi rumah akan menentukan bahwa sisi-sisi yang terkena mungkin membutuhkan lebih sedikit naungan.

2. Terlalu sering disiram

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan pemula dalam merawat anggrek penyiraman yang berlebihan. Pemula bisa sangat antusias dalam hal menyiram tanaman secara berlebihan.

Misalnya, anggrek phalaenopsis atau anggrek bulan hanya membutuhkan air dalam jumlah terbatas untuk bertahan hidup dan tumbuh, dan kemungkinan besar mereka akan mengalami masalah seperti pembusukan akar saat disiram.

Oleh karena itu, sirami anggrek dengan tiga es batu saja setiap minggu, atau setara dengan seperempat gelas air.

Ilustrasi tanaman anggrekUnsplash/Amin Hosseinzadeh FARDNIA Ilustrasi tanaman anggrek

3. Kelembapan yang tidak memadai

Hampir semua jenis anggrek menyukai kelembapan tinggi, jadi jika kelembapan di lingkungan tumbuh tidak cukup, beberapa kerusakan parah mungkin terjadi pada anggrek.

Kelembapan ditentukan oleh seberapa banyak uap air dimasukkan ke dalam struktur dibanding seberapa cepat ia menghilang darinya. Ini adalah konsekuensi dari frekuensi dan volume penyiraman atau penyemprotan air serta aliran udara antara bagian dalam dan luar.

Kondisi lingkungan seperti suhu dan kekeringan udara juga penting. Jika kelembaban tinggi dan suhu turun, kondensasi akan terjadi.

Baca juga: Cara Menyiram Bunga Anggrek agar Tidak Busuk

Pengembunan pada bunga dapat menyebabkan kerusakan sehingga sangat penting bahwa pengaburan dilakukan pada pagi hari daripada terlambat.

Kelembaban dikendalikan oleh aliran udara dan penyiraman. Cara sederhana untuk memblokir sebagian aliran udara, bahkan jika di satu sisi struktur yang sedang tumbuh, akan langsung menghasilkan kelembapan yang lebih tinggi.

4. Panas, kelembapan, cahaya, dan aliran udara yang tidak seimbang

Keseimbangan antara cahaya, panas dan kelembapan harus dicapai untuk budidaya yang optimal. Ketika tidak seimbang, lingkungan tumbuh anggrek perlu beberapa perbaikan.

Menutup ruang membatasi aliran udara dan meningkatkan kelembaban dan suhu. Kelembaban dapat ditingkatkan dengan frekuensi penyiraman atau penyemprotan air.

Baca juga: Ragam Pilihan Pupuk untuk Tanaman Anggrek

Adapun panas dan cahaya erkait erat satu sama lain dan sebagian besar dikendalikan oleh naungan dan pengendalian aliran udara. Secara umum, anggrek adalah tanaman yang butuh banyak cahaya dan harus mendapatkan 12 hingga 14 jam cahaya setiap hari sepanjang tahun.

Cahaya alami selalu datang dengan panas, namun di daerah tropis, durasi dan intensitas cahaya alami tidak berubah sesering di daerah beriklim sedang.

Oleh karena itu, Anda mungkin harus memindahkan anggrek, dengan menempatkannya di dalam atau di luar rumah dengan peneduh. Beberapa anggrek membutuhkan cahaya dalam jumlah besar, seperti anggrek vanda dan cymbidium.

Ilustrasi bunga anggrek.UNSPLASH/MARIA TEN Ilustrasi bunga anggrek.

Tempat yang ideal untuk menanam anggrek adalah jendela yang menghadap ke selatan atau timur. Biasanya jendela barat terlalu panas sedangkan jendela utara terlalu gelap. Menempatkan anggrek di bawah lampu buatan adalah pilihan terakhir jika Anda tidak dapat menemukan lokasi yang baik untuk menanam anggrek.

Baca juga: Tips Pemupukan Tanaman Anggrek agar Cepat Berbunga

5. Menanam anggrek pada media tanam yang salah

Menggunakan tanah untuk menanam anggrek adalah kesalahan yang dilakukan oleh pemula yang dapat mematikan tanaman. Media tanam untuk anggrek tidak sama dengan media tanam untuk tanaman hias.

Media tanam harus memungkinkan sirkulasi udara yang baik di akar. Pehobi anggrek yang berpengalaman biasanya menggunakan berbagai macam bahan seperti serpihan kulit kayu, spaghnum moss, sabut kelapa, dan styrofoam untuk menggantikan tanah pot.

Misalnya, anggrek phalaenopsis tumbuh di pohon ketika berada di habitat aslinya, oleh karena itu tidak boleh ditanam di tanah. Media tanam seperti kulit pohon, gabus, atau parutan kelapa yang memungkinkan sirkulasi udara yang cukup di sekitar akarnya paling cocok untuk anggrek ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com