Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/06/2021, 16:00 WIB
Dian Reinis Kumampung

Penulis

Sumber Pet MD

JAKARTA, KOMPAS.com--Penyakit pyometra pada kucing didefiniskan sebagai akumulasi nanah di dalam rahim, yang dapat berkembang karena perubahan hormonal, anatomi, dan fisiologis yang terjadi setelah kucing melalui siklus panas tetapi tidak hamil.

Bakteri kemudian mengambil keuntungan dari situasi tersebut, mengakibatkan infeksi yang berpotensi fatal.

Pemilik kucing betina sebaiknya mewaspadai hal ini. Kucing bisa saja terserang penyakit ini, untuk itu sebagai pemilik kita harus mengetahui ciri-cirinya, berikut gejala pyometra pada kucing dan cara mengatasinya, seperti dilansir dari Pet MD, Minggu (6/6/2021).

Baca juga: Kucing Mengalami Mengi, Haruskah Langsung Dibawa Dokter?

Gejala 

Beberapa kucing tidak menunjukkan tanda-tanda yang signifikan. Tanda-tanda klinis yang mungkin muncul adalah lesu, demam, dehidrasi, dan nafsu makan menurun. Kucing juga ungkin bisa muntah.

Karena tanda-tanda pyometra bisa ringan atau ambigu, pencitraan perut (rontgen dan/atau ultrasound) merupakan satu-satunya cara untuk mendiagnosis atau menyingkirkan kasus pyometra pada kucing secara definitif.

Jika kucing dengan pyometra memiliki leher rahim yang terbuka, nanah (sering dibarengi dengan darah) akan mengalir dari vagina kucing, tetapi perawat kucing yang teliti sering membersihkannya sebelum pemiliknya dapat mengamatinya.

Karena nanah memiliki cara untuk keluar dari tubuh, kucing mungkin tidak menunjukkan banyak tanda penyakit secara sistemik.

Sebagai perbandingan, ketika kucing dengan pyometra memiliki leher rahim yang tertutup, nanah akan menumpuk di dalam dan menggembungkan rahim, menyebabkan rasa sakit, pembesaran perut, dan tanda-tanda penyakit yang lebih jelas.

Rahim akhirnya bisa pecah, menyebabkan peritonitis atau infeksi rongga perut, yang berakibat fatal tanpa pengobatan yang agresif.

Sementara peningkatan rasa haus dan buang air kecil adalah gejala klasik pyometra pada anjing, tanda-tanda klinis ini jarang diamati pada kucing.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi Kucing yang Mengalami Keracunan

 

Penyebab

Biarkan kucing tidur miring agar mudah ditetesi cairan pembersih telingaUnsplash/Tim King Biarkan kucing tidur miring agar mudah ditetesi cairan pembersih telinga

Kemungkinan kucing untuk menderita pyometra meningkat seiring bertambahnya usia, dan kucing yang terkena sering mengalami siklus panas kira-kira sebulan sebelum jatuh sakit.

Betina berada pada risiko tertinggi untuk mengembangkan pyometra, tetapi kondisi ini juga dapat didiagnosis pada kucing betina yang dimandulkan.

Baca juga: Cara Praktis dan Ampuh Mengobati Scabies Pada Kucing

Mengobati dan mencegah

Cara terbaik untuk mengobati kucing dengan pyometra adalah dengan memandikannya segera setelah kondisinya stabil.

Indung telur, seluruh rahim, dan leher rahim diangkat sebagai satu unit untuk meminimalkan kemungkinan nanah bocor ke perut.

 

Ketika kucing yang dimandulkan mengembangkan pyometra, tunggul rahim diangkat (atau seluruh rahim jika hanya ovarium yang dikeluarkan sebelumnya) dan jaringan ovarium yang tersisa harus diidentifikasi dan dipotong.

Jika pemilik berencana untuk membiakkan kucing di masa depan, perawatan medis bisa dilakukan.

Memandulkan kucing betina saat masih muda dan sehat adalah cara terbaik untuk mencegah pyometra.

Prosedur spay jauh lebih berisiko setelah penyakit tersebut merusak jaringan rahimnya dan melemahkan kemampuannya untuk menahan operasi dan anestesi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com