Sekilas, kedua gaya interior ini terlihat memiliki tampilan yang mirip lantaran mengedepankan kesederhaanan dan ramping dalam desainnya.
Namun, meski kedua gaya ini berpadu baik, minimalis dan Skandinavia bukan satu kesatuan. Kedua gaya interior ini berbeda.
Minimalis berusaha menciptakan ruang dan kesederhanaan, memiliki nada spiritual, dan filosofis khas.
Desain Skandinavia didasarkan pada sejarah perawatan rumah yang praktis, fungsional, dan santai, pada dasarnya bersifat pragmatis serta menyisakan banyak ruang untuk merangkul barang-barang yang Anda butuhkan.
Nah, untuk mengetahui lebih jauh, berikut sejumlah perbedaan gaya Skandinavia dan minimalis dikutip dari Liv Space, Kamis (22/6/2023).
Beberapa orang akan menyebut rumah Anda dingin, membosankan, atau terlalu hambar. Namun, hal ini tidak peduli karena moto Anda adalah membuatnya tetap sederhana, lapang, serta luas.
Keseimbangan tertentu dari bahan-bahan desain utama sangat penting menciptakan perpaduan minimal yang tepat.
Keseimbangan adalah kuncinya
Pertama, perbedaan gaya Skandinavia dan minimalis adalah pada cara menatanya. Saat mendesain ruangan minimalis, Anda harus ekstra hati-hati dengan keseimbangan dan proporsi.
Sebuah ruangan kosong relatif sulit dilakukan karena Anda harus mengikuti aturan desain yang ketat. Bobot visual ruangan harus sesuai dan keharmonisan harus dijaga di antara perabotan.
Kualitas di atas kuantitas
Sesuai dengan namanya, gaya minimalis menggunakan furnitur lebih sedikit, tapi berkualitas dan efektif.
Ketika menginginkan ruang yang minimal, Anda akan menyoroti furnitur terbatas yang akan ditempatkan di rumah. Namun, furnitur tersebut haruslah terlihat berkelas dan berkualitas tinggi.
Bermainlah dengan tekstur yang menambah kekayaan pada interior.
Cahaya adalah pahlawan
Perbedaan gaya Skandinavia dan minimalis adalah pada cahaya. Di rumah minimalis, cahaya menjadi salah satu pemain utama, sama dengan perabot lainnya.
Jangan lupa melihat sumber cahaya alami dan bermain-main dengannya menggunakan perawatan jendela. Gaya minimalis juga menambahkan pencahayaan menarik untuk efek tambahan
Gaya Skandinavia
Kesederhanaan, fungsionalitas, dan garis-garis bersih, inilah ciri khas gaya Skandinavia. Orang Amerika telah mengejar konsep minimalis, Swedia dan negara-negara Nordik, seperti Denmark, Norwegian, Finlandia, dan Islandia, telah memakukan konsep Skandinavia secara alami.
Mereka berfokus pada pembelian yang sadar dan desain yang berkembang perlahan, yang memberikan perasaan tenang serta membantu membuat rileks untuk membangun keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.
Gaya Skandinavia juga berinvestasi pada interior yang tahan lama dan tidak cepat diganti. Sambil mencoba membuat kehidupan sehari-hari menjadi sederhana, gaya dekorasi ini merangkul kayu yang hangat dan warna-warna netral.
Lantai kayu dengan warna lebih terang biasanya menjadi ciri khas desain ini. Karpet yang digunakan selalu karpet area, bukan karpet lengkap.
Bahan ramah lingkungan
Estetika desain Skandinavia mendorong penggunaan bahan organik yang ramah lingkungan. Bahan bangunan yang ramah lingkungan untuk lantai, dinding, dan atap merupakan hal penting dalam gaya Skandinavia dan inilah yang membedakan gaya minimalis dengan Skandinavia.
Warna-warna sejuk dan netral
Dinding putih dan warna biru yang sejuk adalah kunci mendekorasi rumah bergaya Skandinavia. Hal ini juga menjadi salah satu perbedaan gaya Skandinavia dan minimalis.
Namun, da beberapa warna yang mendominasi gaya Skandinavia, seperti biru, abu-abu, juga pink lembut.
Kurangi aksesori
Desain Skandinavia sebagian besar dibangun di atas premis "lebih sedikit, lebih baik". Hal ini berlaku untuk dekorasi dan aksesoris rumah.
Jaga aksesori tetap seminimal mungkin dengan sedikit gangguan visual dan kekacauan.
Nah, itu dia sejumlah perbedaan gaya Skandinavia dan minimalis yang sering kali membingungkan atau tumpang tindih satu sama lain. Pilih gaya interior yang sesuai keinginan Anda dengan bijaksana.
https://www.kompas.com/homey/read/2023/06/22/171454476/perbedaan-gaya-skandinavia-dan-minimalis-mana-lebih-baik