Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ketahui, Ini Siklus Hidup Bayi Burung Hantu

Bayi burung hantu biasanya tidak meninggalkan sarang dalam waktu lama dan tidak dapat sepenuhnya merawat dirinya sendiri.

Namun, seiring bertambahnya usia, bayi burung hantu akan menjelajah di dekat area bersarang, bahkan ditemukan di tanah.

Meski tidak direkomendasikan untuk memelihara burung hantu atau menjadikannya sebagai hewan peliharaan, tak ada salah mengetahui tentang siklus hidup bayi burung hantu dilansir dari The Spruce Pets, Selasa (18/10/2022), berikut ini.

Namun, cakram wajah mereka adalah salah satu ciri bulu pertama yang berkembang. Bentuk, ukuran, dan warna piringan dapat sangat berguna dalam mengidentifikasi bayi burung hantu dengan tepat.

Warna mata dan paruh juga dapat membantu mengidentifikasi bayi burung hantu meski beberapa burung muda memiliki warna sedikit berbeda dari burung dewasa.

Untuk spesies burung hantu yang memiliki jumbai telinga, bayi burung hantu juga dapat menunjukkan bulu pendek pada kepala mereka meski tidak memiliki bentuk penuh, warna, dan ketangkasan yang dimiliki burung hantu dewasa.

Sayap juga dapat berkembang lebih awal pada anak burung hantu dan burung-burung muda mungkin menunjukkan pembatas atau tanda lain pada bulu terbang pertama mereka, sementara tubuh mereka masih tertutup bulu yang tidak jelas. 

Bayi burung hantu biasanya tidak dapat terbang, tetapi mungkin telah meninggalkan sarangnya untuk memperkuat sayap dan kakinya dengan menjelajahi cabang-cabang atau bebatuan di dekatnya, memanjat atau melompat-lompat dalam proses yang disebut "bercabang." 

Bayi burung hantu akan menggunakan matanya yang besar dan berani untuk mengamati dunia baru mereka dengan cermat, sering kali memutar kepala untuk melihat sesuatu dari sudut berbeda.

Burung hantu muda sering tinggal dekat dengan saudara mereka dan bukan hal aneh  melihat beberapa anak burung hantu bersama-sama.

Burung hantu yang berbeda memiliki periode remaja yang berbeda dan matang dari fase anak burung hantu pada tingkat berbeda.  

Bayi burung hantu yang lebih kecil sering kali matang lebih cepat dan mungkin tidak dapat dibedakan dengan burung dewasa hanya dalam beberapa minggu setelah menetas.

Spesies burung hantu yang lebih besar bagaimana pun membutuhkan beberapa bulan untuk tumbuh dari tahap perkembangan dan mendapatkan kemandirian penuh.

Kesehatan secara keseluruhan, ketersediaan makanan, iklim, dan stres semuanya dapat mempengaruhi seberapa cepat bayi burung hantu menjadi dewasa. 

Karena itu, pencinta burung harus selalu berhati-hati ketika melihat bayi burung hantu dan menjaga jarak guna menghindarinya stres serta induk burung mengamuk. 

Jika melihat anak burung hantu dalam kesulitan atau menunjukkan tanda-tanda cedera, hal terbaik adalah menghubungi rehabilitator satwa liar berlisensi, organisasi penyelamat, atau otoritas satwa liar lainnya guna mengamankannya.  

Jangan pernah mencoba menangkap atau menyelamatkan bayi burung hantu sendiri karena penanganan yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah lebih besar atau membuat Anda dalam bahaya. 

Meski belum berpengalaman dan dewasa, bayi burung hantu telah memiliki cakar dan paruh yang tajam serta kuat.

Ketika stres atau ketakutan, bukan tak mungkin cakar dan paruh bayi burung hantu dapat menyebabkan luka parah.

https://www.kompas.com/homey/read/2022/10/18/213500076/ketahui-ini-siklus-hidup-bayi-burung-hantu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke