Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Perilaku Kucing Jantan Berubah Setelah Disteril?

JAKARTA, KOMPAS.com- Dalam beberapa kasus, setelah kucing disteril banyak pemilik kucing menyebut adanya perubahan perilaku terhadap kucing kesayangannya.

Jika sebelum disteril kucing lebih aktif dan sering mengeong, kini setelah disteril kucing berubah jadi pendiam, sering melamun, bahkan jarang mengeong.

Namun, benarkah demikian? Yuk, cari tahu jawabannya dilansir dari Catster pada Rabu (8/12/2021).

Menurut Dr. Eric Barchas, seorang dokter hewan di San Francisco, menjelaskan bahwa kucing jantan dewasa memiliki sejumlah testosteron yang mengalir dalam darahnya.

Hormon ini memiliki banyak efek pada tubuh, salah satunya meningkatkan massa otot sehingga membuat kucing lebih aktif.

Selain itu, hormon ini juga terkait dengan agresi sehingga menciptakan dorongan untuk kucing jantan birahi serta kawin.

Kucing jantan kerap disebut-sebut sebagai hewan peliharaan yang penuh tantangan. Sebab, mereka suka keluar rumah untuk bertemu para kucing betina.

Mereka juga sangat teritorial dan kerap berkelahi dengan kucing lain untuk memperebutkan betina atau area kekuasaan. Selain itu, kucing jantan juga kerap menyemburkan air kencingnya sebagai penanda wilayah.

Ketika hal ini terjadi dalam ruangan, tentu baunya akan mengganggu dan tidak mudah untuk menoleransi hal itu dengan orang yang tak tahan bau.

Nah, berbeda ketika kucing jantan disteril. Kadar testosteron dalam aliran darah mereka terus menurun.

Dalam banyak kasus, hal ini menyebabkan perilaku mereka berubah. Salah satu perubahan yang paling konsisten adalah berkurangnya keinginan untuk pergi ke luar untuk melawan kucing jantan lainnya atau bertemu para betina.

Meskipun kebanyakan kucing mengalami hal ini, tapi tidak semua kucing jantan yang disteril menjadi kurang aktif dan kurang agresif.

Apabila kucing jantan Anda mengalami penurunan aktivitas dan tidak bersemangat setelah disteril maka itu merupakan hal yang wajar terhadap respons penurunan hormon testosteron dalam tubuhnya.

Namun, jika Anda khawatir dengan kondisi kucing kesayangan, disarankan memeriksakan diri ke dokter hewan.

"Dokter hewan harus dapat mengesampingkan komplikasi seperti infeksi yang mungkin mempengaruhi perilaku kucing Anda (komplikasi semacam ini jarang terjadi). Dan dokter hewan Anda dapat membantu Anda menyusun rencana untuk memastikan bahwa Anda terus menikmati ikatan Anda dengan kucing Anda," ujar Dr. Eric Barchas.

https://www.kompas.com/homey/read/2021/12/08/104100676/benarkah-perilaku-kucing-jantan-berubah-setelah-disteril-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke