Jenis Makanan Kucing yang Perlu Diketahui, Apa Saja?

JAKARTA, KOMPAS.com - Agar dapat hidup sehat dan berumur panjang, kucing peliharaan membutuhkan nutrisi yang cukup. Ini dapat diperoleh melalui asupan makanan yang diberikan.

Karena merupakan karnivora, maka kucing bergantung pada nutrisi yang diperoleh dari makanan berbahan dasar produk hewani. Oleh sebab itu, nutrisi penting pada makanan kucing antara lain lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, asam lemak, dan asam amino.

Dikutip dari laman resmi Cornell Feline Health Center, Cornell University, AS, Selasa (24/11/2020), meskipun kucing membutuhkan jumlah tertentu dari setiap nutrisi agar sehat, lebih banyak tidak selalu lebih baik.

Hal ini terutama berlaku untuk vitamin dan mineral. Jadi, penggunaan suplemen biasanya tidak diperlukan jika Anda memberikan makanan yang seimbang dan lengkap.

Suplemen bisa berbahaya bagi kucing dan tidak boleh diberikan tanpa persetujuan dokter hewan. Kucing pun harus memiliki akses ke air bersih dan segar setiap saat.

Makanan kucing yang dijual di pasaran terdiri dari makanan kering (dry food), semi basah (semi-moist), dan kalengan atau makanan basah.

Perbedaannya adalah berdasarkan kandungan air, tingkat protein, kepadatan kalori, palatabilitas, dan kemudahan dicerna.

Berikut jenis-jenis makanan kucing yang perlu diketahui.

1. Makanan kering

Makanan kering mengandung 6 hingga 10 persen air. Bergantung pada formulasinya, bahan-bahan dicampurkan, diekstrusi, dan dikeringkan menjadi potongan kecil-kecil agar mudah digigit oleh kucing.

Adapun bahan-bahan yang terkandung di dalamnya antara lain sebagai berikut.

Potongan makanan kering seringkali dilapisi dengan penambah rasa, seperti lemak hewani, agar makanannya lebih menggugah selera kucing.

Makanan kering relatif tidak mahal. Namun, makanan kering mungkin kurang enak bagi kucing ketimbang makanan basah atau semi basah, dan tergantung pada jenis dan kualitas bahannya, mungkin juga kurang mudah dicerna.

Jika Anda menggunakan makanan kering, penting untuk menyimpannya di tempat yang sejuk dan kering, dan tidak menggunakan makanan setelah tanggal kedaluwarsanya.

Pemilik kucing sering kali membeli makanan kering dalam jumlah besar yang terkadang dapat disimpan selama berbulan-bulan, jadi memeriksa tanggal kedaluwarsa sebelum memberikannya kepada kucing sangat penting.

Menyimpan makanan kering untuk waktu yang lama mengurangi aktivitas dan potensi banyak vitamin dan meningkatkan kemungkinan lemak menjadi tengik.

Sebaiknya simpan makanan kucing kering dalam wadah kedap udara untuk membantu mencegah penurunan nutrisi dan mempertahankan rasa.

2. Makanan semi basah

Makanan jenis ini mengandung setidaknya 35 persen air. Komposisi utamanya biasanya adalah produk daging dan produk sampingannya.

Bahan lain yang kerap dijadikan komposisi makanan semi basah antara lain produk olahan kedelai, sereal, produk sampingan biji-bijian, dan pengawet.

Harga makanan semi basah umumnya menengah, dalam artian terjangkau. Makanan jenis ini mungkin lebih menarik daripada makanan kering untuk beberapa kucing dan juga bisa dijadikan variasi makanan.

Namun, setelah kemasan dibuka, makanan bisa mengering, menjadi kurang enak dan/atau menjadi tengik.

3. Makanan basah

Makanan kalengan atau makanan basah memiliki kadar air setidaknya 75 persen, menjadikannya sumber nutrisi dan air yang baik untuk kucing. Biasanya ini adalah jenis makanan kucing yang paling mahal, tetapi juga sangat cocok untuk kebanyakan kucing.

Banyak varian makanan basah tersedia di pasaran, yang dapat membantu jika kucing cenderung rewel dalam urusan makanan. Makanan kaleng memiliki umur simpan yang paling lama saat tidak dibuka, tetapi jika sudah dibuka harus disimpan di kulkas untuk menjaga kualitas dan mencegah pembusukan.

Makanan kucing kalengan umumnya mengandung produk daging, seperti ginjal atau hati, dan produk sampingan daging utuh sebagai bahan utama.

Beberapa merek mungkin nutrisinya tidak lengkap, dan penting untuk membaca label nutrisi dengan hati-hati untuk memastikan bahwa makanan ini memiliki jaminan nutrisi.