“Pemimpin Korea Utara terlihat bersama putrinya saat peluncuran rudal, jamuan makan, atau pertandingan sepak bola karena dia ingin terlihat sebagai pria yang berkeluarga dan pemimpin yang baik hati,” Dr Howell yakin.
Baca juga:
Korea Utara dan pemimpinnya telah menghadapi sanksi keras yang dijatuhkan oleh PBB dan negara-negara Barat selama bertahun-tahun karena pengembangan senjata nuklir dan rudal balistik.
Namun Dr Howell mengatakan bahwa Kim Jong Un melakukan segala yang dia bisa untuk menghindari sanksi.
“Negara ini memiliki dana tertentu yang dirancang khusus untuk digunakan oleh rezim. Kim ingin mempertahankan dana ini karena dia ingin dia dan keluarganya tetap memiliki gaya hidup mewah.”
Ada jaringan negara-negara di seluruh dunia yang bersedia memberikan uang kepada Korea Utara, kata Dr Howell, dan ada dugaan bahwa negara tersebut juga bisa mendapatkan dana dengan cara lain.
“Orang-orang sering berpikir bahwa Korea Utara adalah negara terisolasi yang tidak memiliki internet.
"Negara ini memiliki internet yang dikelola negara, dan perang dunia maya telah menjadi strategi penting: rezim Kim meretas sistem komputer negara lain untuk mencuri uang guna menjalankan perekonomiannya dan program nuklir,” tegas Dr Howell.
Baca juga: Jika Kim Jong Un Meninggal, Inilah Urutan Kandidat Penggantinya
Pidato di parade militer pada tahun 2020 menunjukkan kepada kita sisi berbeda dari Kim Jong Un.
Dia berterima kasih kepada pasukannya atas upaya mereka melawan pandemi dan bencana alam baru-baru ini.
Pada satu kesempatan, dia menyeka air matanya saat berbicara tentang perjuangan negaranya. Ini adalah ekspresi emosi yang jarang dilakukan oleh seorang pemimpin Korea Utara.
Beberapa pengamat berpendapat bahwa ia mungkin berusaha menunjukkan kerendahan hati bahkan ketika negaranya menghadapi krisis ekonomi yang semakin parah.
Namun demikian, jika kita mengamati gaya hidup mewah pemimpin Korea Utara tersebut, hal tersebut menunjukkan hal yang sebaliknya.
Seorang komandan militer Rusia yang menemani Kim Jong Il dalam perjalanan tahun 2001 berbicara tentang kemewahan perjalanan itu dalam memoarnya Orient Express.
“Dimungkinkan untuk memesan hidangan apa pun dari masakan Rusia, China, Korea, Jepang, dan Perancis,” tulisnya.