Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai-ramai Warga Jepang Dapat Teror Telepon dari China Usai Limbah Fukushima Dibuang

Kompas.com - 27/08/2023, 15:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Ramai-ramai warga Jepang mendapatkan teror lewat telepon diduga dari warga China setelah Jepang memutuskan untuk mulai membuang limbah PLTN Fukushima ke laut.

Tokyo pun telah mendesak Beijing untuk memastikan keamanan warga Jepang di China setelah terjadinya gelombang pelecehan telepon yang terutama menargetkan para pelaku bisnis di Jepang tersebut. 

Sementara Jepang bersikeras menyebut pembuangan air limbah PLTN Fukushima aman, China dengan tegas menentangnya.

Baca juga: Jepang: Tes Terbaru Air Laut Dekat Fukushima Tak Mengandung Radioaktif

China telah melarang semua impor makanan laut Jepang dengan alasan bahwa air tersebut mencemari lautan.

Pemerintah Jepang pada Minggu (27/8/2023) menerbitkan data baru yang menunjukkan bahwa perairan di lepas pantai Fukushima terus menunjukkan tingkat radioaktivitas yang masih berada dalam batas aman.

Teror dari China

Sebagaimana diberitakan AFP, panggilan telepon dari China mulai membanjiri bisnis Jepang sejak Kamis (24/8/2023).

Itu tidak lain adalah hari ketika operator TEPCO mulai melepaskan air yang digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir yang rusak di PLTN Fukushima Daiichi.

Perusahaan-perusahaan dan kelompok-kelompok di Jepang, termasuk gedung konser di Tokyo hingga akuarium di Iwate utara, melaporkan mulai menerima begitu banyak telepon dari penutur bahasa Mandarin sehingga mereka mengalami kesulitan untuk melakukan operasi normal.

Baca juga: Uji Cepat Setelah Buang Limbah PLTN Fukushima, Jepang: Sampel Air Laut Aman

Hiroyuki Namazu, seorang diplomat senior Jepang yang bertanggung jawab atas urusan Asia dan Oseania, menyuarakan penyesalannya atas panggilan telepon tersebut.

Menurut Kementerian Luar Negeri Jepang pada Sabtu (26/8/2023), Namazu telah mengatakan kepada para pejabat tinggi di Kedutaan Besar China di Tokyo untuk menyerukan ketenangan di China.

Sebeb, insiden serupa juga terjadi di China terhadap fasilitas Jepang.

"Kami sangat mendesak pemerintah China untuk mengambil tindakan yang tepat, seperti meminta warganya untuk bertindak dengan tenang, dan mengambil semua tindakan yang memungkinkan untuk memastikan keamanan warga Jepang di China dan misi diplomatik Jepang di China," katanya.

Kedutaan Besar Jepang di Beijing secara terpisah telah mendesak warganya di sana untuk menahan diri untuk tidak berbicara dengan suara keras dalam bahasa Jepang.

Seorang pengusaha Fukushima mengatakan kepada kantor berita Kyodo, bahwa empat restoran dan toko kue miliknya menerima sekitar 1.000 telepon pada Jumat (25/8/2023), sebagian besar dari China.

"Bisnisnya harus mencabut sambungan telepon mereka," lapor Kyodo.

Wali Kota Fukushima Hiroshi Kohata mengatakan dalam sebuah posting di Facebook pada Sabtu, bahwa balai kota telah menerima sekitar 200 panggilan serupa dalam dua hari.

Menurut dia, sekolah, restoran, dan hotel di Fukushima juga menjadi target teror telepon.

"Saya akan melaporkan hal ini kepada pemerintah Jepang dan menuntut adanya tindakan," tulisnya dalam postingannya.

Baca juga: Greenpeace Indonesia: Limbah PLTN Fukushima Ancam Perairan, Indonesia Perlu Khawatir

Para pengguna media sosial di China membagikan video-video yang menunjukkan mereka melakukan panggilan ke nomor-nomor Jepang, termasuk restoran-restoran di Fukushima.

TEPCO seperti diketahui telah melepaskan lebih dari 500 kolam renang Olimpiade yang digunakan untuk mendinginkan reaktor-reaktor yang rusak di Fukushima, tiga di antaranya meleleh pada bulan Maret 2011 ketika dilanda gempa bumi dan tsunami yang menewaskan sekitar 18.000 orang.

Air tersebut telah disaring dari semua elemen radioaktif kecuali tritium.

Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mengatakan pada Minggu bahwa sebuah tes baru terhadap air pantai Fukushima tidak menunjukkan adanya peningkatan kadar tritium.

Kementerian menambahkan bahwa sampel air tidak menunjukkan tanda-tanda radiasi gamma yang dapat berasal dari bahan radioaktif lainnya seperti caesium.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Global
Trump Kini Berstatus Terpidana, Apakah Masih Bisa Maju ke Pilpres AS 2024?

Trump Kini Berstatus Terpidana, Apakah Masih Bisa Maju ke Pilpres AS 2024?

Global
Hezbollah Balas Serangan Israel dengan Drone Peledak

Hezbollah Balas Serangan Israel dengan Drone Peledak

Global
Estonia Tak Punya Rencana B Jika Ukraina Jatuh

Estonia Tak Punya Rencana B Jika Ukraina Jatuh

Global
PM Israel Bersikeras Penghancuran Hamas Syarat Akhiri Perang di Gaza

PM Israel Bersikeras Penghancuran Hamas Syarat Akhiri Perang di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com