Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisnis Rusia Dicekam Ketakutan Usai Drone Serang Pusat Keuangan Moskwa

Kompas.com - 02/08/2023, 11:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

Penulis: VOA Indonesia

MOSKWA, KOMPAS.com - Sejumlah sanksi ekonomi dari negara-negara Barat pasca-invasi Rusia ke Ukraina telah membuat elit bisnis di Moskwa sakit kepala.

Namun, dua serangan pesawat nirawak atau drone di jantung distrik keuangan Moskwa yang terjadi baru-baru ini memaksa sejumlah perusahaan untuk mulai memikirkan keselamatan para karyawan.

Sebuah ledakan mengguncang distrik bisnis Moskva-Citi pada Minggu (30/7/2023) pagi, terletak beberapa mil di sebelah barat Kremlin dan rumah bagi beberapa gedung pencakar langit.

Baca juga: Drone Ukraina Serang Moskwa dan Kapal-kapal Rusia di Laut Hitam

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut serangan itu berasal dari serangan drone Ukraina yang gagal.

Serangan tersebut merupakan serangan kedua yang dilakukan dalam sepekan.

Pada Selasa (1/8/2023) pagi, sebuah drone yang terbang tidak terkendali menghantam gedung tinggi yang sama, merusak fasad di lantai 21, menurut Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin.

Tidak ada yang terluka dalam kedua insiden itu dan serangan itu hanya menyebabkan kerusakan kecil. Tetapi, serangan serupa membuat pihak berwenang tidak nyaman.

Mereka mengeklaim bahwa Rusia masih memegang kendali penuh atas apa yang mereka sebut operasi militer khusus di Ukraina.

Setelah serangan pertama, perusahaan raksasa teknologi Yandex yang memiliki kantor di sekitar ibu kota Rusia termasuk di Moskva-Citi, meminta staf untuk mengosongkan kantor pada malam hari ketika tampak tanda-tanda akan adanya serangkaian serangan yang menghantam ibu kota.

"Dengan mempertimbangkan situasinya, kami meminta Anda untuk tidak berada di kantor pada malam hari (dari pukul 01.00 hingga 06.00)," kata Yandex dalam sebuah pesan kepada karyawan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-522 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa Disasar Drone | Permintaan Paus Fransiskus

"Pembatasan itu berlaku untuk semua kantor Moskow. Hati-hati!" tambah mereka, dikutip dari Reuters.

Yandex, yang seperti banyak perusahaan teknologi lainnya, memiliki jam kerja yang relatif fleksibel. Perusahaan itu menolak permintaan komentar dari Reuters.

Banyak perusahaan di Rusia mengizinkan para karyawan mereka untuk bekerja secara hybrid, kombinasi antara bekerja di rumah dan kantor. Hal itu diterapkan menyusul lockdown yang diberlakukan selama pandemi virus corona.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin (31/7/2023) mengatakan serangan Ukraina di Moskwa dan sejumlah tempat di Rusia lainnya adalah tindakan putus asa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com